PM Baru Israel Bennett Juga Setuju Pawai Yahudi di Yerusalem

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 09:50 WIB
Pemerintah baru Israel pimpinan PM Naftali Bennett menyetujui pawai Yahudi di Yerusalem, yang rencananya digelar Selasa (15/6) ini.
Pawai Yahudi Israel. (AFP/Gil Cohen-Magen)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah baru Israel pimpinan Perdana Menteri Naftali Bennett menyetujui pawai Yahudi di Kota Tua, Yerusalem, yang rencananya digelar Selasa (15/6) ini.

Bennett memberikan lampu hijau pawai kontroversial itu melewati Yerusalem timur, meski ada kekhawatiran terjadi ketegangan baru dengan Palestina.

Pemberian izin pawai itu diumumkan kantor Menteri Keamanan Dalam Negeri Omer Bar-Lev. "Polisi siap dan kami akan melakukan segala daya kami untuk melestarikan tatanan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pawai tersebut awalnya memang dijadwalkan pada Kamis (10/6), tapi batal karena kepolisian tak memberikan izin karena masalah rute arak-arakan yang dikhawatirkan dapat memicu konflik dengan Palestina.

"Hak untuk berdemonstrasi adalah hak di semua negara demokrasi," kata Bar-Lev dikutip dari AFP. Bar-Lev sendiri merupakan anggota kabinet baru di era Bennett.

PM sebelumnya Benjamin Netanyahu mengizinkan pawai itu dengan rute yang disepakati antara polisi dan penyelenggara.

Sejumlah pengamat kala itu menganggap Netanyahu mengambil keputusan ini untuk mencari dukungan. Ketika itu Netanyahu sedang di ujung tanduk karena kubu rivalnya dalam pemilu berhasil membentuk koalisi.

Kecaman Palestina

Pawai "March of the Flags" ini merupakan ujian awal bagi pemerintahan baru Israel. Palestina sangat menantikan bagaimana sikap PM baru Israel terhadap sejumlah isu

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk pawai itu sebagai sebuah provokasi.

"Ini adalah provokasi rakyat kami dan agresi terhadap Yerusalem kami dan tempat-tempat suci kami," kata Shtayyeh dilansir dari Reuters.

Isu ini menjadi perhatian karena situasi di perbatasan masih disorot setelah Israel dan Hamas saling serang selama 11 hari pada Mei lalu.

Yerusalem kerap menjadi sumber konflik antara Israel dan Palestina karena kedua belah pihak memperebutkan wilayah itu untuk menjadi ibu kota.

Konflik 11 hari itu menewaskan 260 warga Palestina termasuk beberapa militan, kata pihak berwenang Gaza.

Sementara 13 orang tewas di kubu Israel, termasuk seorang tentara.

(dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER