
Taliban Tolak Ide Trump Tarik Pasukan Secara Bertahap
CNN Indonesia | Kamis, 07/02/2019 05:53 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok Taliban menolak gagasan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin menarik pasukan secara bertahap dari Afghanistan. Mereka mendesak seluruh pasukan asing harus ditarik jika ingin perundingan damai tercapai.
"Tahap pertama, kami ingin seluruh pasukan asing angkat kaki dari negeri kami," kata juru bicara Taliban di kantor perwakilan mereka di Qatar, Sohail Shahin, seperti dilansir Reuters, Kamis (7/2).
Shahin menyatakan setelah seluruh tentara asing pergi, negara-negara lain boleh mengirimkan tim untuk misi kemanusiaan atau pembangunan.
Seorang pejabat Taliban, Abdul Salam Hanafi, juga mempertanyakan keseriusan Trump menarik pasukan dari Afghanistan. Sebab menurut dia, tenggat penarikan tentara harus dipastikan terlebih dulu sebelum melanjutkan perundingan.
"AS memberi tahu kami bulan lalu mereka akan menarik setengah dari pasukannya mulai awal Februari sampai akhir April," kata Hanafi.
Di sisi lain, pemerintah Afghanistan mendukung rencara Trump. Menurut mereka, saat ini Taliban masih menjadi ancaman bagi perdamaian di negara itu.
"AS adalah sekutu terkuat kami, dan pemerintah Afghanistan terus bekerja melawan ancaman teror," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Haroon Chakansuri.
Sumber di Kementerian Pertahanan AS menyatakan mereka masih menimbang kapan saatnya menarik pasukan. Dia menyatakan harus melihat situasi supaya tidak dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata untuk membuat kekacauan dan berpotensi merusak upaya perundingan damai.
"Semua pihak harus melakukan segenap upaya untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi sarang teroris," kata sumber itu.
Pembicaraan damai antara Taliban, AS, dan Afghanistan dilakukan secara paralel. Sejumlah pertemuan dilakukan di Qatar dan Moskow, Rusia untuk mempercepat proses itu. (ayp/ayp)
"Tahap pertama, kami ingin seluruh pasukan asing angkat kaki dari negeri kami," kata juru bicara Taliban di kantor perwakilan mereka di Qatar, Sohail Shahin, seperti dilansir Reuters, Kamis (7/2).
Shahin menyatakan setelah seluruh tentara asing pergi, negara-negara lain boleh mengirimkan tim untuk misi kemanusiaan atau pembangunan.
Seorang pejabat Taliban, Abdul Salam Hanafi, juga mempertanyakan keseriusan Trump menarik pasukan dari Afghanistan. Sebab menurut dia, tenggat penarikan tentara harus dipastikan terlebih dulu sebelum melanjutkan perundingan.
"AS memberi tahu kami bulan lalu mereka akan menarik setengah dari pasukannya mulai awal Februari sampai akhir April," kata Hanafi.
Di sisi lain, pemerintah Afghanistan mendukung rencara Trump. Menurut mereka, saat ini Taliban masih menjadi ancaman bagi perdamaian di negara itu.
"AS adalah sekutu terkuat kami, dan pemerintah Afghanistan terus bekerja melawan ancaman teror," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Haroon Chakansuri.
Sumber di Kementerian Pertahanan AS menyatakan mereka masih menimbang kapan saatnya menarik pasukan. Dia menyatakan harus melihat situasi supaya tidak dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata untuk membuat kekacauan dan berpotensi merusak upaya perundingan damai.
"Semua pihak harus melakukan segenap upaya untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi sarang teroris," kata sumber itu.
Pembicaraan damai antara Taliban, AS, dan Afghanistan dilakukan secara paralel. Sejumlah pertemuan dilakukan di Qatar dan Moskow, Rusia untuk mempercepat proses itu. (ayp/ayp)
ARTIKEL TERKAIT

Penyiar Radio Afghanistan Dibunuh Saat Sedang Siaran
Internasional 1 minggu yang lalu
Turki Sebut Negara Pendukung Guaido Memicu Krisis Venezuela
Internasional 2 minggu yang lalu
Ikut Langkah AS, Rusia Ikut Keluar dari Perjanjian Nuklir INF
Internasional 2 minggu yang lalu
China Minta AS Tak Keluar dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia
Internasional 2 minggu yang lalu
FOTO: Suara Hati Muda-Mudi Soal Masa Depan Afghanistan
Internasional 2 minggu yang lalu
KTT Kedua Trump-Kim Jong-un Dihelat di Negara Asia
Internasional 2 minggu yang lalu
BACA JUGA

Babak Baru Negosiasi Perang Dagang AS-China Dimulai Hari Ini
Ekonomi • 19 February 2019 11:39
Habitat Kupu-Kupu Langka Terancam Digusur demi Tembok Trump
Gaya Hidup • 16 February 2019 19:37
Catatan Medis AS: Donald Trump Makin Gemuk
Gaya Hidup • 15 February 2019 10:59
Perundingan Dagang, Trump Pertimbangkan Tambah Waktu 60 Hari
Ekonomi • 14 February 2019 15:50
TERPOPULER

200 Keluarga Terjebak di Kawasan ISIS di Suriah
Internasional • 3 jam yang lalu
Siap Dialog Kashmir, Pakistan Peringatkan India Tak Menyerang
Internasional 4 jam yang lalu
Trump Sebut Rencana Melengserkannya Tindakan Pengkhianatan
Internasional 5 jam yang lalu