One Battle After Another Sukses Jadi Primadona Kritikus Film

CNN Indonesia
Kamis, 02 Okt 2025 20:25 WIB
One Battle After Another tuai pujian kritikus hingga raih skor 96 persen per 1 Oktober.
One Battle After Another tuai pujian kritikus hingga raih skor 96 persen per 1 Oktober. (Warner Bros. Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia --

One Battle After Another mendapat reaksi positif dari penonton hingga kritikus film sejak tayang secara global pada September 2025. Film tersebut bahkan mencetak rekor penilaian kritikus versi laman agregator Rotten Tomatoes.

Menurut data Rotten Tomatoes per Rabu (1/10), One Battle After Another meraih skor kritikus 96 persen dari 318 ulasan. Film itu juga mendapatkan skor audiens 85 persen dari 2.500 lebih rating yang masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skor kritikus itu memecahkan rekor baru bagi Paul Thomas Anderson (PTA) dan Leonardo DiCaprio. Torehan itu lebih tinggi dari semua karya PTA, termasuk Boogie Nights (1997) dan There Will Be Blood (2007) yang mencetak skor 91 persen.

One Battle After Another juga menjadi film DiCaprio dengan skor kritikus tertinggi. Skor film ini sama seperti Catch Me If You Can (2002), tetapi dengan ulasan kritikus yang lebih banyak.

Sebagian besar kritikus film memuji One Battle After Another sebagai karya revolusioner Paul Thomas Anderson. PTA, sapaan akrabnya, dinilai mampu menyuguhkan cerita berani selagi tetap penuh hiburan.

[Gambas:Video CNN]

David Jenkins dari Little White Lies menjadi salah satu kritikus yang memuji eksekusi Anderson di OBAA. Chase Hutchinson, kritikus Seattle Times, juga menilai film itu sebagai karya paling relevan yang pernah diciptakan PTA.

"Ini adalah keberhasilan besar lain dari Anderson, yang telah membuat film yang benar-benar langka: sebuah film luar biasa menyenangkan tanpa pernah sekalipun berusaha keras menjadi menyenangkan," tulis Jenkins dalam ulasannya pada Rabu (17/9).

"Potret kehidupan modern yang menegangkan dan mendebarkan. Ini adalah karya Anderson yang paling relevan selama ini," tulis Hutchinson dari Seattle Times.

Selain itu, ada pula sejumlah kritikus film yang mengakui kualitas One Battle After Another sesuai dengan kehebohan di media sosial. Film itu tengah ramai disorot pencinta film hingga dipuji sebagai salah satu karya monumental.

Kristy Puchko dari Mashable menilai One Battle After Another memang layak dibanjiri pujian. Hal serupa diungkapkan Alex Godfrey yang meyakini film tersebut tidak akan lekang oleh zaman.

"Percaya lah dengan kehebohannya: One Battle After Another sungguh luar biasa," tulis Puchko dalam ulasannya di Mashable.

"Beberapa tahun ke depan ketika film ini diputar di televisi pada tengah malam, rasanya mustahil untuk berhenti menontonnya. Ini tipe film yang seperti itu," kata Alex Godfrey dari Empire Magazine.

Sementara itu, hanya ada segelintir komentar miring terhadap One Battle After Another yang dilontarkan kritikus film. Salah satunya datang dari kritikus Boston Globe bernama Odie Henderson.

Dalam ulasannya, ia menilai One Battle After Another tidak jelas karena durasinya terlalu panjang.

"Pada hakikatnya, ini adalah film yang tidak jelas, terlalu panjang, yang kadang-kadang memberi sensasi dalam perjalanan tak tentu arah," ungkap Odie Henderson.

One Battle After Another ditulis dan diarahkan Paul Thomas Anderson. Film ini menjadi karya terbaru PTA setelah Licorice Pizza (2021) sekaligus ajang comeback sang sutradara setelah empat tahun.

Film ini dibintangi Leonardo DiCaprio, Sean Penn, Benicio del Toro, Regina Hall, Teyana Taylor, Chase Infiniti, Alana Haim, hingga Wood Harris.

Paul Thomas Anderson sudah mengerjakan naskah One Battle After Another selama dua dekade lebih. Kesempatan itu akhirnya terbuka ketika proyek ini mendapat lampu hijau dari Warner Bros. Pictures pada Juni 2023.

One Battle After Another tayang mulai 24 September di bioskop.

(frl/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER