Kegiatan bersosialisasi dengan bebas seperti melalui ngabuburit kala Ramadan tiba menjadi hal yang dirindukan mayoritas masyarakat. Bahkan banyak orang ingin kembali ngabuburit bila pandemi sudah usai.
Hal itu terlihat dari jajak pendapat atau polling yang diadakan CNNIndonesia.com, baru-baru ini. Berdasarkan japat di media sosial tersebut, sebanyak lebih dari 72 persen dari 374 responden menyebut mereka merindukan kegiatan ngabuburit.
Menurut sebagian responden, kegiatan nongkrong bersama teman maupun kerabat adalah aktivitas yang sering dilakukan (47 persen) sebelum pandemi melanda. Selain nongkrong, mencari makanan untuk berbuka puasa alias iftar juga menjadi pilihan yang sering dilakukan sembari ngabuburit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ketika pandemi tiba, saat berkerumun tidak diperbolehkan dan beraktivitas harus selalu menerapkan protokol kesehatan, sebanyak 49 persen responden menyebut menonton televisi atau streaming film adalah hal yang dilakukan kala ngabuburit.
Sementara itu, banyak responden memanfaatkan situasi yang sulit bersosialisasi dengan leluasa kala pandemi ini untuk menambah amalan ibadah melalui mengaji (28 persen).
Meski begitu, sebanyak 22 persen responden mengaku bermain gim adalah pilihan mereka menghabiskan waktu menjelang berbuka di saat pandemi.
Ketika pertanyaan apakah ingin kembali merasakan ngabuburit seperti sebelum era pandemi, sebanyak 62 persen dari responden dengan pasti menjawab ingin kembali melakukan ngabuburit seperti sedia kala.
Kerinduan masyarakat atas ngabuburit semasa Ramadan ini sejalan dengan pendapat Guru Besar Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada, Heddy Shri Ahimsa-Putra, yang melihat bahwa fenomena ngabuburit adalah salah satu bentuk sosialisasi "menyenangkan" bagi masyarakat Indonesia.
Meskipun, Haddy menyebut kegiatan semacam ngabuburit seperti jalan-jalan ataupun yang lainnya selagi menunggu momen waktu berbuka tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini pun juga dinilai sebagai hal wajar sebagai respons umat Islam dalam mempersiapkan berbuka puasa.
"[Fungsi ngabuburit] pertama itu memang sosialisasi karena dengan ngabuburit dan buka bersama, ujung dari ngabuburit kan buka bersama atau buka di luar. Itu kan enggak mesti sama keluarga," kata Heddy kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu. "Sosialisasi itu jelas sangat menyenangkan,"
"Saya juga melihat ini ada fungsi sosial dan spiritualnya. Orang-orang pada suka karena dunia dan akhiratnya tercapai," katanya.
"Dunianya itu ketemu teman dan makan bersama. Akhiratnya pasti salat maghrib duluan atau setelahnya salat maghrib. Jadi ngabuburit itu enggak bisa lepas dari kegiatan setelahnya. Tidak bisa memahami ngabuburit berdiri sendiri, harus dihubungkan dengan buka bersama dan kemudian ada salat bersama," lanjutnya.
(end)