Berat Badan Cepat Turun Saat Diet? Waspada Justru Bisa Berbahaya

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2025 18:30 WIB
Diet cepat hanya menurunkan cairan dan otot, bukan lemak. Risiko obesitas dan penyakit berbahaya justru meningkat.
Ilustrasi. Harus waspada jika bb turun cepat saat diet, karena ini sebenarnya tidak sehat. (Istockphoto/Urilux)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menurunkan berat badan dengan cepat memang menggoda. Banyak metode diet menjanjikan penurunan drastis dalam hitungan hari hingga minggu.

Namun pakar gizi menegaskan, cara semacam ini justru membuat tubuh rentan sakit dan memicu masalah baru.

Dokter spesialis gizi klinik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Ingrid Budiman mengatakan, diet yang terlalu cepat tidak pernah benar-benar sehat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan (berat badan) yang cepat biasanya hanya mengurangi cairan dan massa otot, bukan lemak," kata Ingrid dalam keterangan tertulis, Kamis (27/11).

Kondisi ini tentu tidak baik, karena membuat tubuh menganggap sedang mengalami 'krisis energi', sehingga metabolisme melambat dan hormon ikut terganggu.

Hasilnya? Tubuh mudah lelah, konsentrasi menurun, hingga berat badan cepat naik lagi setelah diet dihentikan, fenomena yang kemudian dikenal sebagai efek yo-yo.

"Penurunan yang sehat itu stabil dan berkelanjutan, bukan cepat tapi berisiko," tambahnya.

Diet sehat juga harus bisa dijalankan dalam jangka panjang, memiliki nutrisi seimbang, dan dibarengi aktivitas fisik teratur.

Risiko obesitas yang sering disepelekan

Diet ekstrem sering dipilih karena ketakutan akan obesitas. Padahal, obesitas sendiri merupakan kondisi kesehatan serius yang tidak terjadi dalam semalam dan tentunya perlu penanganan yang tidak serba instan.

Apalagi kata Ingrid, obesitas sendiri memang berbahaya untuk tubuh. Pasalnya, seseorang yang mengalami obesitas berisiko mengalami berbagai penyakit metabolik.

"Banyak orang berpikir obesitas cuma soal ukuran tubuh, padahal obesitas bisa mempengaruhi jantung, pernapasan, kadar gula darah, bahkan kualitas tidur," jelas Ingrid.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan tren obesitas yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir:

• Obesitas dewasa naik dari 21,8 persen menjadi 23,4 persen

• Obesitas abdominal (lemak perut) meningkat dari 31 persen menjadi 36,8 persen

Kenaikan lemak perut ini patut diwaspadai. Lemak visceral, lemak yang menumpuk di rongga perut jauh lebih berbahaya karena dapat memicu:

• Diabetes

• Hipertensi

• Penyakit jantung

• Stroke

• Gangguan pernapasan seperti mendengkur dan sleep apnea,

• Berbagai jenis kanker

"Lingkar perut di atas 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada perempuan menjadi tanda bahwa risiko penyakit mulai meningkat," kata dia.

Untuk mencegah obesitas dan menurunkan berat badan dengan cara aman, Ingrid menyarankan untuk melakukan perubahan pola hidup sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, yakni:

• Makan teratur dengan porsi sesuai kebutuhan

• Perbanyak sayur dan serat agar kenyang lebih lama

• Batasi makanan serta minuman manis

• Kunyah makanan minimal 32 kali

• Batasi garam maksimal 1 sendok teh per hari

• Baca nutrition facts sebelum membeli makanan kemasan

• Olahraga minimal 150 menit per minggu (jalan cepat, bersepeda, senam)

• Tambahkan latihan kekuatan otot 2-3 kali seminggu

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER