Mata adalah organ penglihatan pada manusia dan hewan yang berfungsi untuk melihat. Mata manusia terhubung dengan beberapa saraf penting. Saraf utama adalah saraf optik (nervus opticus) yang berfungsi membawa informasi visual dari retina ke otak.
Jangan disepelekan jika tiba-tiba merasakan mata sakit dan penglihatan kabur, sebab bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu ciri kerusakan saraf mata.
Dikarenakan memiliki fungsi yang sangat penting, sebaiknya kita menjaga mata agar tetap sehat dan bisa berfungsi dengan baik. Namun, tak jarang saraf ini mengalami kerusakan karena satu dan lain hal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika saraf mata rusak, ada banyak hal yang dialami oleh penderitanya. Salah satunya adalah mata terasa lebih sakit. Untuk lebih jelasnya, simak ciri kerusakan saraf mata, penyebab, dan pengobatannya berikut.
Melansir dari Mayo Clinic, kerusakan saraf mata atau neuritis optik terjadi ketika peradangan merusak saraf optik, yaitu kumpulan serabut saraf yang mengirimkan informasi visual dari mata ke otak.
Gejalanya meliputi nyeri saat menggerakkan mata dan kehilangan penglihatan sementara pada satu mata.
Neuritis optik bisa menjadi tanda awal sklerosis multipel (MS), penyakit yang menyebabkan peradangan dan kerusakan saraf di otak dan saraf optik.
Kondisi ini juga dapat terjadi akibat infeksi atau penyakit autoimun seperti lupus, dan jarang disebabkan oleh neuromyelitis optica, yang memengaruhi saraf optik dan sumsum tulang belakang.
Sebagian besar penderita pulih tanpa pengobatan, meski obat steroid kadang digunakan untuk mempercepat pemulihan penglihatan.
Biasanya, ciri orang yang menderita penyakit ini adalah:
Menurut Cleveland Clinic, ada banyak hal yang menyebabkan kerusakan saraf mata, seperti:
Sistem imun akan menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk saraf optik. Untuk kerusakan saraf mata tipe khas, biasanya terjadi karena Sklerosis Multipel (MS). Sementara untuk tipe atipikal, biasanya terjadi karena Neuromyelitis Optica (NMO).
Infeksi dapat merusak saraf optik secara langsung atau memicu reaksi imun. Infeksi bisa terjadi karena virus (cacar air, herpes, HIV, campak, dan lain-lain), bakteri (cakaran kucing, TBC, atau sifilis), jamur, dan parasit (toxo dari kucing atau anjing).
Beberapa zat dalam obat juga dapat menyebabkan kerusakan saraf optik (neuropati optik), seperti obat infeksi, obat jantung, obat malaria, obat kanker, tembakau, alkohol, atau metanol.
Ada juga beragam penyebab lain yang bisa membuat seseorang menderita kerusakan saraf mata, seperti kurangnya aliran darah, kekurangan vitamin B12, tumor, atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika mengalami kerusakan saraf mata ini? Hal pertama yang harus dilakukan jika gejala tak kunjung sembuh adalah mengunjungi dokter.
Nantinya, dokter akan melakukan pengobatan dengan satu atau dua pendekatan utama:
Tujuannya untuk mengurangi peradangan agar kerusakan saraf optik tidak bertambah parah, sehingga nyeri berkurang dan penglihatan membaik.
Biasanya diberikan dosis tinggi steroid IV atau oral selama 3-5 hari, kemudian dilanjutkan dengan steroid oral dosis lebih rendah yang diminum bertahap hingga dosisnya dikurangi secara perlahan sesuai petunjuk dokter.
Penanganannya berbeda-beda tergantung penyebab. Misalnya, antibiotik jika disebabkan infeksi bakteri, atau terapi plasma (plasma exchange / PLEX) untuk menekan aktivitas sistem imun jika ditemukan penyakit autoimun seperti NMO atau MOGAD.
Pilihan pengobatan bisa bervariasi tergantung kondisi masing-masing pasien. Oleh karena itu, dokter spesialis mata atau tenaga medis terkait adalah pihak terbaik untuk menjelaskan opsi terapi, efek samping, serta risiko dan manfaatnya.
Demikian beragam ciri kerusakan saraf mata disertai penyebab dan pengobatannya. Semoga bermanfaat.
(sac/juh)