Selama ini, asam urat sering diasosiasikan dengan pola makan tinggi daging merah dan konsumsi alkohol berlebih. Namun, para ahli menyebut penyakit sendi yang satu ini tak semata muncul karena gaya hidup, faktor keturunan ternyata juga berperan besar dalam memicu asam urat.
Asam urat, atau gout, adalah bentuk radang sendi yang terjadi akibat penumpukan asam urat dalam darah. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri hebat, bengkak, dan kemerahan pada sendi, terutama di jempol kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sering dikaitkan dengan 'penyakit orang kaya' karena dulu banyak menyerang bangsawan yang gemar berpesta makanan mewah, kini diketahui penyebabnya jauh lebih kompleks.
Melansir Summit Rheumatology, sejak abad ke-17, para ilmuwan mulai mencurigai bahwa asam urat memiliki kaitan dengan faktor genetik. Kini, penelitian modern berhasil mengidentifikasi sejumlah gen yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ini, di antaranya ABCG2 dan SLC2A9.
Kedua gen tersebut berperan dalam sistem transportasi urat di ginjal, yakni proses tubuh membuang kelebihan asam urat melalui urin. Bila seseorang mewarisi gen yang menyebabkan sistem ini bekerja lebih lambat, maka asam urat akan menumpuk lebih banyak dalam darah.
Artinya, walau seseorang tidak sering mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, atau makanan laut, risiko terkena asam urat tetap ada bila dia memiliki faktor keturunan tersebut.
"Jika orang tua Anda punya riwayat asam urat, kemungkinan Anda juga membawa gen yang sama. Ini bukan kesalahan pribadi, melainkan bawaan biologis," ujar Panico, Kepala Departemen Reumatologi di Summit.
Meski genetik punya peran penting, gaya hidup tetap menjadi faktor yang dapat memperburuk atau memicu serangan asam urat.
Berat badan berlebih, pola makan tinggi purin, dan konsumsi alkohol berlebihan terbukti meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Menurut Arthritis Foundation, lemak berlebih di area perut dapat memicu peradangan yang memperparah gejala asam urat. Karena itu, menjaga berat badan ideal dan mengatur pola makan menjadi langkah penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
"Dengan mengatur asupan makanan dan menjaga berat badan, risiko serangan asam urat bisa ditekan, bahkan bagi mereka yang secara genetik lebih rentan," jelas Panico.
Faktor keturunan memang bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap asam urat, tetapi itu bukan berarti penyakit ini tak bisa dicegah. Dengan mengatur pola makan, menjaga berat badan ideal, dan membatasi alkohol, risiko serangan dapat diminimalkan.
"Gen memang tidak bisa diubah, tapi gaya hidup bisa," kata Panico menegaskan. "Mengetahui riwayat keluarga adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari serangan asam urat di masa depan."
(tis/tis)