Mitos atau Fakta, Makan Telur Tiap Hari Bikin Kolesterol Naik?

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2025 07:45 WIB
Telur kaya protein, tapi benarkah bisa menaikkan kolesterol dan berisiko bagi jantung? Ini penjelasan ahli.
Ilustrasi. Mitos atau fakta makan telur bikin kolesterol. (iStockphoto/LoveTheWind)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi banyak orang, telur adalah menu sarapan andalan. Baik direbus, digoreng, atau dibuat orak-arik, makanan satu ini dikenal praktis sekaligus bergizi.

Telur mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral penting yang membantu membangun otot, mendukung fungsi otak, serta membuat kenyang lebih lama. Namun, karena kandungan kolesterolnya, telur kerap dianggap sebagai penyebab naiknya kolesterol darah dan risiko penyakit jantung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi benarkah telur bikin kolesterol naik?

Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membentuk hormon, vitamin D, serta membantu pencernaan lemak. Ada dua jenis kolesterol utama, yakni LDL (low-density lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol 'jahat', dan HDL (high-density lipoprotein) atau kolesterol 'baik'.

"LDL bisa menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, sedangkan HDL justru membantu membersihkan LDL dari aliran darah," jelas Khushma Shah, ahli gizi klinis mengutip Health shots.

"Tubuh kita memang memproduksi kolesterol secara alami, tapi makanan seperti daging, keju, dan kuning telur juga bisa menambah asupan kolesterol. Jadi, kuncinya bukan menghindari sepenuhnya, tapi menjaga keseimbangan antara LDL dan HDL," tambahnya.

Berapa banyak kolesterol dalam telur?

Satu butir telur besar mengandung sekitar 186 miligram kolesterol, sebagian besar terdapat di bagian kuningnya. Selama bertahun-tahun, angka ini membuat banyak orang khawatir.

Sebuah penelitian dari North Western University, Chicago, sempat menyebut bahwa konsumsi setengah butir telur per hari dapat sedikit meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian.

Namun, riset yang lebih baru menunjukkan bahwa kolesterol dari makanan tidak selalu berdampak langsung pada kadar kolesterol darah. Hal ini karena hati manusia akan menyesuaikan produksi kolesterolnya tergantung dari asupan yang masuk.

Egg mayo creations by French chefs Jacques Coupliere and Antoine Chesnel are displayed during the 6th edition of the World Egg Mayo Championship organised by the L'Association pour la Sauvegarde de l'Oeuf Mayonnaise (ASOM), in Saint-Ouen near Paris, France, November 25, 2024. REUTERS/Sarah MeyssonnierIlustrasi. Kreasi olahan telur. (REUTERS/Sarah Meyssonnier)

Lantas, apakah kolesterol dalam telur berbahaya?

Menurut Harvard Health Publishing, sumber utama kolesterol dalam darah justru berasal dari hati, bukan dari makanan. Yang lebih berpengaruh terhadap kadar kolesterol adalah lemak jenuh dan lemak trans yang banyak terdapat pada mentega, daging olahan, dan makanan cepat saji.

Dengan kata lain, cara mengolah dan memadukan telur jauh lebih penting daripada jumlah telur itu sendiri. Telur rebus dengan roti gandum dan alpukat tentu lebih sehat dibanding telur goreng yang dimasak dengan mentega dan disajikan bersama bacon.

Jika begitu, apakah boleh makan telur setiap hari?

Boleh, asal dalam jumlah wajar dan dikonsumsi oleh individu yang sehat.

Sebuah studi besar dari Journal of Heart tahun 2018 di China yang melibatkan hampir setengah juta orang dewasa menemukan bahwa mereka yang makan satu butir telur setiap hari justru memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung dan stroke dibanding yang jarang mengonsumsinya.

Selain itu, telur juga mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin yang baik untuk kesehatan mata serta mampu mengurangi peradangan.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER