Ribuan Kasus Keracunan MBG, Dokter Gizi Soroti Masalah Kebersihan

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Sep 2025 19:30 WIB
Keracunan makanan MBG tembus 6.452 kasus. Dokter gizi sebut higiene buruk jadi penyebab utama.
Ilustrasi. Ribuan anak keracunan MBG, dokter gizi tekankan agar investigasi segera dilakukan. (ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus keracunan makanan MBG terus bertambah. Data terbaru per 21 September mencatat jumlahnya sudah mencapai 6.452 kasus, naik 1.092 kasus dibandingkan data pada 14 September yang sebanyak 5.360 kasus.

Lima provinsi mencatat angka tertinggi, yakni Jawa Barat dengan total 2.012 kasus, DIY total 1.047 kasus, Jawa Tengah total 722 kasus, Bengkulu total 539 kasus, dan Sulawesi Tengah total 446 kasus.

Dokter gizi Johannes Chandrawinata menyoroti hal ini. Dia menyebut lonjakan ini patut menjadi perhatian serius dan segera diinvestigasi penyebab utama keracunan bisa menimpa para siswa yang mendapat jatah MBG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab kata dia, keracunan massal ini memang bisa dipicu oleh berbagai faktor. Mulai dari bahan makanan yang tidak layak konsumsi, cara masak yang keliru, hingga kontaminasi saat distribusi makanan.

"Masalahnya, keracunan makanan MBG ini terjadi karena masalah higiene yang sangat tidak baik," kata dia kepada CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (24/9).

Johannes menjelaskan, penyedia makanan dalam skala besar seharusnya menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Sistem ini membantu menganalisis titik rawan dalam seluruh proses katering, mulai dari penerimaan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, pemasakan, hingga pembagian makanan ke dalam porsi individu.

Sebagai contoh, bila bahan makanan datang dari pemasok dalam kondisi tidak segar, petugas seharusnya menolak dan segera mencari vendor lain. Proses ini penting untuk mencegah terjadinya kontaminasi sejak awal.

"Dalam katering massal, ada banyak titik rawan yang harus diantisipasi. Setiap langkah perlu prosedur pencegahan dan penanganan bila masalah muncul," kata Johannes.

Selain bahan dan cara masak, faktor kebersihan petugas juga tak kalah penting. Pegawai katering diwajibkan mencuci tangan dengan benar setelah dari toilet, memakai penutup kepala, masker, serta jubah khusus saat menyiapkan makanan.

Bahan segar perlu dimasak hingga benar-benar matang, khususnya daging ayam dan ikan yang rentan bakteri. Setelah matang, makanan harus dibagi dengan wadah bersih, diberi penutup, dan diangkut menggunakan kendaraan yang higienis.

Johannes mengingatkan, makanan yang disimpan pada suhu ruang idealnya segera dikonsumsi dalam waktu kurang dari enam jam setelah dimasak.

"Lebih cepat lebih baik untuk mengurangi risiko kontaminasi," tuturnya.

Meski dugaan kuat mengarah ke masalah higiene, Johannes menegaskan pentingnya investigasi untuk memastikan bakteri penyebab keracunan MBG. Dengan begitu, langkah pencegahan dapat dilakukan lebih tepat sasaran.

"Memang harus dilakukan investigasi agar diketahui penyebab utamanya apa, kalau karena bakteri, bakteri jenis apa," kata dia.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER