DKI Evaluasi Cakupan Imunisasi Campak Hingga Tingkat RT, Ini Alasannya

tis | CNN Indonesia
Rabu, 10 Sep 2025 10:45 WIB
DKI Jakarta evaluasi cakupan imunisasi campak hingga tingkat RT demi tekan kasus yang masih meningkat meski capaian imunisasi tinggi.
Ilustrasi. Cegah penyebaran penyakit, DKI akan evaluasi cakupan imunisasi hingga tingkat RT. (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Jakarta, CNN Indonesia --

DKI evaluasi cakupan imunisasi campak hingga tingkat RT sebagai langkah serius menekan penyebaran penyakit menular yang kembali menunjukkan tren kenaikan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menilai evaluasi mendetail diperlukan agar diketahui wilayah mana saja yang belum tersentuh imunisasi.

"Kita harus lakukan evaluasi data sampai ke titik terkecil. Bisa setiap RW atau RT. Itu akan terlihat wilayah mana yang masih belum tersentuh imunisasi campak, MR, dan lainnya," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Budi Setiawan, melansir Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menjelaskan, beberapa faktor bisa menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di suatu wilayah. Misalnya ada warga yang belum mau atau belum berkenan diimunisasi, mobilitas penduduk yang tinggi, hingga kedatangan penduduk baru yang belum sempat tersaring di posyandu atau program bulan imunisasi anak sekolah.

Padahal, menurut Budi, dalam dua tahun terakhir cakupan imunisasi campak dan rubella di DKI Jakarta sempat melampaui 100 persen. Namun, pada 2025 ini angkanya tercatat sekitar 71,38 persen karena September masih menjadi bulan imunisasi, terutama menyasar anak kelas 1 SD.

Meski cakupan tinggi, laporan kasus campak justru meningkat. Data Dinas Kesehatan DKI menunjukkan, kasus terkonfirmasi pada Januari 2025 tercatat dua kasus, lalu naik menjadi 13 kasus pada Februari.

Lonjakan signifikan terjadi pada pertengahan tahun, dari 12 kasus pada Mei menjadi 18 kasus pada Juni, 67 kasus pada Juli, hingga 93 kasus pada Agustus.

"Harus dievaluasi ada apa di bulan-bulan tersebut, ada apa di wilayah-wilayah yang pelaporannya tinggi? Apakah perlu edukasi, atau memang harus lihat cakupan imunisasi ada yang terlewat atau tidak di unit terkecil?" ujar Budi.

Per September 2025, total kasus campak di Jakarta mencapai 218 kasus. Kendati begitu, tidak ada laporan pasien dengan kondisi memberat ataupun kematian. Kasus terbanyak saat ini berada di Jakarta Barat, terutama kawasan Cengkareng, Kelurahan Kapuk.

Penanggulangan dilakukan dengan kerja sama lintas sektor. "Upaya di sana sudah masif dan baik," kata Budi.

Ia menegaskan, imunisasi adalah bentuk keberhasilan di bidang kesehatan karena terbukti paling efektif dibandingkan program pencegahan penyakit lainnya.

Budi mengingatkan bahwa imunisasi campak harus diberikan tiga kali pada anak: saat usia 9 bulan, 18 bulan, dan ketika duduk di kelas 1 SD. Langkah ini penting untuk memberikan perlindungan optimal. Karena itu, DKI evaluasi cakupan imunisasi campak hingga tingkat RT dinilai sebagai kunci agar tak ada anak yang terlewat dari perlindungan tersebut.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER