Pasien Campak Meninggal Dunia di Sumenep Mayoritas Tidak Pernah Vaksin

CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2025 15:00 WIB
Mayoritas kasus kematian akibat campak yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur tidak memiliki riwayat imunisasi.
Ilustrasi. Mayoritas kasus kematian akibat campak yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur tidak memiliki riwayat imunisasi. (iStock/kipgodi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mayoritas kasus kematian akibat campak yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur tidak memiliki riwayat imunisasi. Sebagian besar pasien yang meninggal akibat campak adalah kelompok balita.

"Dari yang meninggal dunia, umumnya tidak pernah diimunisasi campak/lainnya," ujar Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarna, Senin (25/8), mengutip detikhealth.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, imunisasi terkait campak di Sumenep tergolong rendah. Alasannya bermacam-macam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak [alasan keluarga tidak mau vaksinasi anak]. Ada yang dikaitkan soal agama, takut karena nanti ada efek samping," ujar Dante di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin (25/8).

Padahal, menurut Dante, vaksinasi-vaksinasi yang ada di Indonesia saat ini telah melalui pengujian sebelumnya. Ia memastikan, pemberian vaksin aman untuk anak.

Diberitakan sebelumnya, kasus campak di Sumenep telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Status tersebut ditetapkan setelah 17 orang meninggal dunia akibat campak.

Tak hanya itu, Sumenep juga mencatat sekitar 2.035 kasus suspek campak yang tersebar di 26 kecamatan.

Campak sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak atau Morbilivirus. Virus dapat menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Menukil laman Kementerian Kesehatan, gejala awal campak umumnya mirip dengan flu. Namun, beberapa gejala khusus bisa muncul seperti mata merah, ruam merah yang dimulai dari wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lain, hingga titik putih kecil di dalam mulut.

Penyakit menular ini umumnya menyerang kelompok orang. Orang dewasa yang tidak pernah mendapatkan vaksin juga jadi kelompok berisiko.

Dalam data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 47 persen anak tidak mengikuti program vaksinasi karena tidak diizinkan keluarga, 45 persen karena takut efek samping, 23 persen tak tahu jadwal imunisasi, dan 22 persen menganggap imunisasi tidak terlalu penting.

(asr/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER