Pernyataan kontroversial Timothy Ronald yang menyebut penggiat pusat kebugaran atau gym hanya untuk orang bodoh menuai kritik tajam dari berbagai kalangan.
Sosok yang dikenal sebagai 'Raja Kripto Indonesia' ini memicu perdebatan setelah dalam sebuah siniar.
"Menurut gue, orang yang suka nge-gym, yang sampai 'jadi' banget badannya, itu enggak mungkin sepinter itu," ujar dia dalam siaran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, olahraga apa pun, termasuk yang dilakukan di pusat kebugaran, membutuhkan otak untuk dilakukan.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati merespons pernyataan Timothy Ronald. Menurutnya, pernyataan tersebut bisa berbahaya karena dapat menjauhkan masyarakat dari gaya hidup aktif.
"Enggak ada olahraga untuk orang bodoh, enggak ada olahraga yang sama sekali enggak ada ilmunya, setiap olahraga itu ada ilmunya, even bahkan kita bicara dari segi olahraga gym saja," kata Andhika saat dihubungi, Jumat (1/8), mengutip dari detikhealth.
Menurutnya, kegiatan gym menuntut penggunaan otak secara aktif. Seseorang harus memahami anatomi otot, menentukan porsi beban, jumlah repetisi, hingga strategi membagi latihan berdasarkan bagian tubuh.
"Gerakannya benar atau enggak, berapa beban yang harus diangkat, berapa repetisi-nya, terus kapan kita ngebagi bagian-bagian tubuh, gerakan otot yang mana segala macam itu, kan, mikir semua," lanjutnya.
Lebih dari itu, perencanaan nutrisi juga menjadi bagian penting dari rutinitas gym yang menuntut kemampuan berpikir kritis.
"Ditambah juga misalnya setelah latihan dia mesti minum protein berapa banyak, makan protein berapa banyak, terpenuhi enggak dari makanan sehari-harinya dan segala macam itu, kan, mikir semua juga. Jadi, itu statement yang sangat ngaco," tegasnya.
![]() |
Kata dia, gym tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada keseimbangan kimiawi di otak. Aktivitas fisik seperti ini juga bisa memperlancar aliran darah ke otak dan meningkatkan pelepasan neurotransmitter penting seperti dopamin dan endorfin, zat kimia yang berperan dalam regulasi suasana hati dan fokus.
"Pasti lah akan membuat otak menjadi lebih optimal fungsinya,"ujarnya.
Manfaat tersebut juga diperkuat oleh temuan ilmiah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), olahraga fisik rutin, termasuk gym dapat meningkatkan daya ingat, memperbaiki suasana hati, serta menurunkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Aktivitas fisik juga terbukti membantu mencegah penurunan fungsi kognitif pada lansia. Dalam salah satu studi, penurunan kognitif hampir dua kali lebih banyak terjadi pada individu yang tidak aktif dibandingkan dengan mereka yang menjalani gaya hidup aktif.
(tis/asr)