Tiga Situs Genosida Kamboja Masuk Daftar UNESCO

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Jul 2025 04:45 WIB
Tiga situs penyiksaan dan eksekusi terkenal di Kamboja yang digunakan rezim Khmer Merah untuk genosida masuk daftar UNESCO.
Tiga situs penyiksaan dan eksekusi terkenal di Kamboja yang digunakan rezim Khmer Merah untuk genosida masuk daftar UNESCO. (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga situs penyiksaan dan eksekusi di Kamboja yang digunakan rezim Khmer Merah untuk genosida 50 tahun lalu telah dimasukkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada Jumat (11/7).

Dua situs yang ditambahkan dalam daftar berada di ibu kota Phnom Penh, yakni Museum Genosida Tuol Sleng dan Pusat Genosida Choeung Ek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 17 April 1975, kelompok Maois garis keras yang dipimpin Pol Pot mengatur ulang kalender ke "Tahun Nol" dan mengosongkan kota-kota dalam upaya menciptakan masyarakat agraris murni yang bebas dari kelas, politik, atau modal.

Sekitar dua juta orang meninggal karena kelaparan, kerja paksa, atau penyiksaan, atau dibantai dalam pembunuhan massal antara 1975 dan 1979.

AFP pada 11 Juli memberitakan lokasi-lokasi di Kamboja yang masuk dalam daftar UNESCO mencakup dua lokasi penjara dan sebuah "ladang pembantaian" tempat ribuan orang dieksekusi.

[Gambas:Video CNN]

"Ini adalah lanskap kenangan bersama kami di Kamboja," kata Youk Chhang, seorang penyintas "ladang pembantaian" dan direktur Pusat Dokumentasi Kamboja, yang meneliti kekejaman Khmer Merah.

"Ini akan memastikan pengajaran sejarah Khmer Merah menjadi lebih efisien dan relevan."

Tuol Sleng adalah bekas sekolah menengah atas (SMA) yang diubah menjadi penjara terkenal yang dikenal sebagai S-21, tempat sekitar 15.000 orang dipenjara dan disiksa.

Saat ini, situs tersebut menjadi ruang untuk mengenang dan mendidik, menyimpan foto-foto hitam-putih para korbannya dan peralatan yang diawetkan yang digunakan oleh para penyiksa Khmer Merah.

Choeung Ek yang merupakan bekas pemakaman Cina adalah "ladang pembantaian" yang terkenal kejam tempat para tahanan S-21 dieksekusi setiap malam.

Lebih dari 6.000 jenazah digali dari lebih dari 100 kuburan massal di lokasi tersebut pada awal 1980-an, menurut dokumen pemerintah Kamboja yang diajukan ke UNESCO.

Setiap tahun, ratusan orang menggelar doa peringatan di depan tugu peringatan yang memajang tengkorak para korban dan menyaksikan para siswa mementaskan reka ulang dramatis kejahatan berdarah Khmer Merah.

Situs penjara lain yang dikenal sebagai M-13, yang terletak di daerah pedesaan di provinsi Kampong Chhnang bagian tengah, dulunya salah satu penjara terpenting di masa awal Khmer Merah, tetapi kini hanya sepetak tanah terlantar.

Para kader Khmer Merah "menemukan dan menguji berbagai metode interogasi, penyiksaan, dan pembunuhan" di sana, dan mengurung para tahanan di dalam lubang-lubang yang masih samar-samar terlihat hingga kini, menurut sebuah pengajuan Kamboja kepada UNESCO.

Sebuah pengadilan khusus yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghukum tiga tokoh kunci Khmer Merah, termasuk kepala penyiksa S-21, Kaing Guek Eav, sebelum menghentikan operasinya pada tahun 2022.

Pol Pot, yang dijuluki "Saudara Nomor Satu", meninggal dunia pada 1998 sebelum diadili.

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER