Bank Mandiri Nilai Fundamental RI Kuat Hadapi Tantangan Global di 2026

Bank Mandiri | CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2025 15:02 WIB
Ekonom Bank Mandiri menilai Indonesia tunjukkan ketahanan di tengah situasi global, proyeksi pertumbuhan 5,2% pada 2026 didorong konsumsi dan investasi.
Bank Mandiri Macro Economic Outlook 4Q2025, Senin (3/12). (Foto: Arsip Bank Mandiri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menjelang akhir tahun 2025, ekonomi global masih menghadapi sejumlah tantangan. Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dan perlambatan permintaan dunia menjadi tekanan utama.

Namun di sisi lain, indikator ekonomi domestik Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup solid. Kondisi inilah yang menjadi perhatian pelaku industri dan pembuat kebijakan dalam menilai prospek ekonomi tahun depan.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam paparan Macro Economic Outlook 4Q2025, Senin (3/12), menyampaikan bahwa data awal mengindikasikan perbaikan yang konsisten. Purchasing Manufacturing Index (PMI) naik ke angka 53,3, sementara indeks keyakinan konsumen mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbaikan ini menandakan pulihnya persepsi masyarakat terhadap prospek ekonomi, sekaligus membuka ruang akselerasi pada 2026," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/12).

Menurut Tim Ekonom Bank Mandiri, ketahanan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh efektivitas kebijakan yang dijalankan pemerintah dan otoritas moneter secara sinergis.

Kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif, ditambah dengan berbagai stimulus ekonomi, berhasil mendorong pemulihan konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III 2025 mencapai 5,04 persen dengan inflasi yang terjaga di level 2,7 persen, menunjukkan bahwa fundamental ekonomi tetap kuat.

"Sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif menjadi jangkar kestabilan, sekaligus menyiapkan fondasi peningkatan aktivitas ekonomi tahun depan," imbuh Andry.

Meskipun tekanan eksternal memicu arus keluar dana portofolio dan pelemahan nilai tukar rupiah, respons yang diberikan pemerintah dan Bank Indonesia dinilai cukup efektif dalam menjaga keseimbangan pasar keuangan.

Kenaikan belanja pemerintah, stabilnya pasar obligasi, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa menunjukkan bahwa kepercayaan investor domestik masih terjaga dengan baik.

Berdasarkan kondisi tersebut, Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,2 persen pada 2026. Proyeksi ini didorong oleh konsumsi rumah tangga, pemulihan investasi, dan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.

Program strategis pemerintah diharapkan memberikan dampak berganda ke berbagai sektor, terutama manufaktur, industri pengolahan, dan sektor padat karya.

Dari sisi perbankan, Andry memandang kondisi intermediasi berada dalam posisi yang mendukung. Penyaluran kredit Bank Mandiri hingga kuartal III 2025 tumbuh 11 persen secara year on year (YoY), lebih tinggi dibanding industri perbankan secara keseluruhan.

Pertumbuhan ini didukung oleh permintaan pembiayaan produktif dan likuiditas yang membaik. Dominasi Current Account and Saving Account (CASA) atau dana murah juga turut menjaga efisiensi biaya dana.

Ia pun menegaskan bahwa optimisme terhadap pemulihan ekonomi akan tetap terjaga selama koordinasi kebijakan terus berjalan efektif. Sinergi antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas, memperkuat produktivitas nasional, serta membuka peluang akselerasi pertumbuhan di tahun mendatang.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER