PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mencatat volume penjualan aluminium sudah mencapai 236,51 ribu ton hingga akhir Oktober 2025.
Realisasi ini sudah melampaui target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 231 ribu ton atau 102,4 persen dari target tahunan.
Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengatakan pencapaian ini juga meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan 227.114 ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kinerja positif tersebut menunjukkan tumbuh nya permintaan aluminium dan kuatnya posisi Inalum di pasar, baik domestik maupun global," ujar Melati dalam keterangan, Selasa (2/11).
Lihat Juga : |
Pertumbuhan penjualan Inalum sepanjang 2025 ini sejalan dengan meningkatnya permintaan dari berbagai sektor industri dalam negeri, termasuk sektor ekstrusi, otomotif, kabel, hingga industri lembaran aluminium.
Produk utama Inalum seperti Ingot G1 masih menjadi kontributor terbesar penjualan, disusul produk-produk lainnya seperti Ingot S1B, Alloy, Billet, Molten, dan Ingot S2.
Pasar ekspor juga menunjukkan performa yang stabil dengan Malaysia menjadi negara tujuan terbesar, diikuti Korea Selatan, Jepang, Cina, India, Thailand, serta sejumlah negara lainnya.
"Secara keseluruhan, 76 persen penjualan dialokasikan untuk pasar domestik, sementara 24 persen lainnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar global," ujar Melati.
Direktur Pengembangan Usaha Inalum Arif Haendra menjelaskan bahwa kinerja penjualan yang melampaui target menjadi momentum penting dalam menyongsong tahun mendatang.
Menurutnya, penjualan yang berjalan baik di pasar domestik maupun ekspor membuktikan bahwa strategi bisnis perusahaan berada pada arah yang tepat.
"Kami berharap dukungan dari seluruh pihak dapat terus terjaga sehingga Inalum mampu mempertahankan stabilitas dan mencapai kinerja yang lebih baik pada 2026," terangnya.
Menjelang pergantian tahun, Inalum juga menegaskan komitmennya untuk memperkuat industri aluminium nasional melalui berbagai langkah strategis.
Perusahaan tengah mempersiapkan pengembangan pabrik pemurnian Alumina, SGAR Phase 2 guna meningkatkan kapasitas hingga 2 juta ton Alumina per tahun, dan pembangunan smelter kedua di Mempawah, sebagai bagian penting dari integrasi rantai pasok aluminium nasional.
Tak hanya itu peningkatan kapasitas produksi di Smelter Kuala Tanjung, juga dilakukan melalui pembangunan Potline 4. Ketiga program strategis ini diharapkan dapat menjadi fondasi transformasi jangka panjang Inalum dalam mewujudkan industri aluminium Indonesia yang mandiri, kompetitif, dan berkelanjutan.
(ldy/sfr)