Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan 3.600 ton baju impor bekas masuk ke Indonesia sepanjang 2024.
Ia mengatakan jumlah baju impor bekas yang masuk RI bertambah tiap tahunnya. Pada 2021, baju impor bekas yang masuk Indonesia hanya 7 ton. Pada 2022, yang masuk Indonesia mencapai 12 ton.
"(Pada) 2023 yang masuk Indonesia masih sama 12 ton, 2024 baju impor bekas yang masuk Indonesia 3.600 ton," katanya dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Park Hyatt, Jakarta, Selasa (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sejak Januari hingga Agustus 2025, baju impor yang masuk RI sudah mencapai 1.800 ton.
Tak hanya baju impor bekas, pasar domestik juga dibanjiri produk impor tanpa merek yang kemudian diberikan cap di Indonesia atau yang dikenal dengan white label. Ia mengatakan white label sangat sulit dilacak.
Maman mengatakan selama produk itu masuk membanjiri pasar domestik, UMKM Indonesia akan kalah saing meski diberikan pembiayaan besar atau pelatihan yang hebat.
"Selama lapangannya belum bisa disterilisasi, enggak akan mungkin UMKM akan bisa survive," kata Maman.
Maman mengatakan produk impor yang masuk Indonesia beragam, bahkan ada batik dari China. Ada juga jam tangan yang diimpor dari China tapi diberi label Indonesia.
"Barang-barang China produknya masuk Indonesia enggak perlu lewat sertifikasi perizinan segala macam, seakan-akan barang dari luar itu udah pasti maha benar dengan segala firmannya," ujar Maman.
Di sisi lain, produk UMKM lokal harus bersaing dengan melewati berbagai prosedur perizinan.
"Kalau barang Indonesia, UMKM lokal, harus lewati ngurusin sertifikat halal, terus SNI (Standar Nasional Indonesia), (izin) BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), dan lain sebagainya," terangnya.
(fby/sfr)