Aceh dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai pusat keuangan filantropi Islam di Indonesia, terutama melalui penguatan sektor wakaf sebagai instrumen ekonomi baru yang mampu mendorong pertumbuhan sekaligus pemerataan kesejahteraan.
Hal itu disampaikan Regional CEO BSI Region I Aceh, Imsak Ramadhan, dalam acara Aceh Sharia Economic & Investment Outlook 2026 yang digelar di Landmark BSI Aceh, Banda Aceh, Jumat (28/11) lalu.
"Praktik filantropi Islam yang telah mengakar di Aceh dapat berperan sebagai motor pembangunan berbasis masyarakat," katanya, dikutip dari ANTARA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, forum tersebut menghadirkan diskusi lintas perspektif-mulai dari outlook ekonomi, refleksi sejarah ekonomi Islam, diplomasi ekonomi, peran diaspora, hingga praktik pengelolaan wakaf produktif. Rangkaian pembahasan ini diharapkan mampu merumuskan strategi pembangunan Aceh yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan.
"Tujuan dari penyelenggaraan Aceh Sharia Economic & Investment Outlook 2026 ini untuk memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi ekonomi Aceh terkini serta proyeksi pertumbuhannya di akhir tahun 2025 dan 2026," katanya.
Menurut dia, dengan kolaborasi dan sinergi lintas sektor antara pemerintah, lembaga keuangan, akademisi, pelaku usaha, diaspora, dan masyarakat akan memperkuat daya saing serta ketahanan ekonomi Aceh dan menggali inspirasi dari nilai-nilai ekonomi Islam sebagai fondasi etis dan sosial dalam pembangunan Aceh yang berkeadilan dan inklusif.
Ia mengatakan lewat pertemuan tersebut juga akan meneguhkan posisi Aceh sebagai salah satu pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan nilai Islam dan kesejahteraan masyarakat.
"BSI hadir sebagai bank syariah kebanggaan umat, yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Keberadaan BSI juga menjadi cermin wajah perbankan Syariah di Indonesia yang modern, universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam," katanya.
Ia menyebutkan aset BSI Regional Aceh posisi Oktober 2025 tercatat sebesar Rp24,7 triliun dengan jumlah DPK Rp19,2 triliun dan pembiayaan Rp23,6 triliun.
(ory/ory)