Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan stok BBM di SPBU Shell Indonesia pulih pada akhir November setelah proses negosiasi impor selesai.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan Shell kini berada pada tahap akhir pembahasan suplai BBM melalui mekanisme impor menggunakan kuota Pertamina.
Ia memastikan seluruh badan usaha swasta, termasuk Shell, berada dalam kondisi pasokan yang aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Swasta kan sudah aman. Shell sudah final negosiasi," ujar Laode saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (24/11).
Menurutnya, kargo untuk pengisian stok Shell sedang dalam proses persiapan keberangkatan dari lokasi pemuatan. Ia menyebutkan tahapan yang berjalan saat ini memungkinkan BBM Shell tersedia kembali dalam waktu dekat.
"Yang Shell dalam waktu dekat," ujarnya.
Laode menambahkan pengiriman tersebut ditargetkan tiba sebelum akhir tahun.
"Harus sampai akhir tahun," ujarnya.
Laode menyampaikan berdasarkan informasi yang diterima pemerintah, ketersediaan BBM Shell diperkirakan dapat kembali normal pada akhir bulan ini.
"Harusnya. Kalau dari info yang ada. Akhir bulan ini," imbuhnya lebih lanjut.
Laode menjelaskan proses negosiasi Shell sebelumnya memakan waktu karena mempertimbangkan banyak faktor.
"Ada faktor dari spesifikasi badan usahanya itu sendiri. Kemudian ada faktor kesesuaian harga. Mungkin juga ada isu naik turunnya price internasional," terangnya.
Ia memastikan permasalahan teknis seperti kadar sulfur maupun isu etanol tidak menjadi hambatan dalam pembahasan tersebut.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menyampaikan pembicaraan komersial dengan Shell telah mencapai tahap akhir.
"Sudah ada tahap negosiasi, sudah ada pembicaraan, belum final tapi sudah mengerucut," ujarnya.
Ia menyebutkan angka maupun volume yang dibahas masih dalam ranah komersial sehingga belum dapat dipublikasikan.
Mars Ega menyampaikan pembahasan mengenai besaran kebutuhan BBM untuk Shell sudah berada dalam koridor yang sama dengan badan usaha swasta lainnya. Lalu pola suplai yang akan diterapkan nantinya mengikuti skema yang telah digunakan pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Shell Indonesia menyampaikan pembahasan impor BBM masih berlangsung melalui mekanisme business-to-business dengan Pertamina Patra Niaga.
Belum tercapainya kesepakatan komersial membuat SPBU Shell kehabisan stok bensin beberapa pekan terakhir, termasuk Shell Super, V-Power, dan V-Power Nitro+. Shell mengatakan sedang memastikan agar produk BBM yang kelak dipasok memenuhi standar keselamatan operasional dan kualitas global mereka.
Sementara itu, sejumlah SPBU swasta lain telah lebih dulu memulihkan pasokan BBM setelah menyepakati impor menggunakan kuota Pertamina. BP-AKR memastikan BBM jenis BP 92 dan BP Ultimate Diesel kembali tersedia.
Vivo juga telah mendapatkan pasokan baru sebanyak 100 ribu barel setelah melalui proses negosiasi dan tender sesuai prinsip good corporate governance.
Pertamina menegaskan kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan energi nasional.
Dengan finalisasi negosiasi yang kini memasuki tahap akhir, diharapkan stok BBM Shell dapat segera kembali tersedia sehingga layanan kepada masyarakat berjalan normal menjelang akhir tahun.
(del/sfr)