PT Pegadaian dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bullion Connect 2025 bertajuk Linking Mines to Markets, yakni forum pertemuan hulu ke hilir para pemangku kepentingan di industri emas nasional guna memperkuat sinergi dan membangun ekosistem bullion Indonesia yang inklusif, transparan, serta berdaya saing global.
Bagi Pegadaian, kepercayaan tersebut menjadi penegasan komitmen memperkuat ekosistem emas nasional melalui sinergi dan integrasi layanan keuangan berbasis emas. Hingga Oktober 2025, total kelolaan emas PT Pegadaian tercatat sebesar 129 ton.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan menyatakan, pihaknya telah merancang strategi komprehensif untuk mengintegrasikan seluruh layanan, mulai dari transaksi tradisional di outlet hingga digital untuk mempercepat dan memudahkan masyarakat mengakses produk dan layanan emas di Pegadaian. Strategi itu kemudian diwujudkan dalam bentuk aplikasi Tring!.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui strategi yang menghubungkan layanan gadai tradisional hingga perdagangan emas digital, PT Pegadaian berupaya mengoptimalkan aset emas masyarakat agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan yang produktif, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam ekosistem bulion formal yang terpercaya.
"Langkah ini kami ambil untuk memastikan bahwa emas yang tersimpan di masyarakat dapat lebih optimal tidak hanya sebagai investasi, tetapi juga sebagai sumber pembiayaan yang produktif," kata Damar dalam rilis resmi, Rabu (12/11).
Lebih lanjut, Pegadaian juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam ekosistem bulion yang diwujudkan melalui produk yang lengkap dan terjamin.
"Pegadaian menerapkan sistem 1:1 untuk layanan transaksi emas, di mana ketika ada permintaan transaksi Cicil Emas maupun Tabungan Emas oleh nasabah, maka Pegadaian telah menyiapkan persediaan emas secara fisik sejumlah gram yang ditransaksikan, yang tersimpan aman di vault berstandar internasional," tambah Damar.
Bullion Connect 2025, Bangun Ekosistem Bullion di Indonesia
Forum "Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets" diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK, berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC), serta menggandeng Kementerian Keuangan dan Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara dan para pelaku industri emas.
Kegiatan ini turut menandai peluncuran WGC Indonesian Gold Consumer Insights Report, laporan riset yang mengulas perilaku konsumen emas Indonesia dan potensi besar pasar emas domestik. Laporan tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu pasar emas paling prospektif di dunia, dengan permintaan konsumen yang tinggi dan ketersediaan sumber daya alam melimpah.
Langkah tersebut sejalan dengan implementasi Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) serta POJK No. 17 Tahun 2024 yang memberikan dasar hukum kuat bagi kegiatan usaha bullion, mencakup simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas di bawah pengawasan OJK.
Selain Pegadaian, Bank Syariah Indonesia (BSI) turut berkomitmen memperluas akses investasi emas masyarakat. Hingga Oktober 2025, total kelolaan emas BSI mencapai 19,77 ton. BSI menghadirkan kemudahan transaksi digital, pencetakan emas fisik mulai dua gram, dan penyimpanan aman di smart vault.
Sebagai bagian dari rantai pasok hulu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) selaku anggota MIND ID, berperan dalam menjaga pasokan bahan baku emas nasional dan memperkuat hilirisasi industri. ANTAM berkontribusi memastikan keberlanjutan pasokan emas serta peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga.
"Sinergi badan usaha, pengembangan produk sesuai amanat UU P2SK, perluasan pasar, dan peningkatan literasi masyarakat menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem bullion nasional," pungkas Ferry.
(rea/rir)