Literasi adalah kemampuan dasar yang menjadi fondasi kemajuan suatu bangsa. Kemampuan dasar ini mencakup kemampuan untuk membaca, menulis, sekaligus memahami makna di balik data dan informasi.
Namun, kondisi literasi masyarakat Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia masih tertinggal dibanding banyak negara lain dalam hal kemampuan membaca dan memahami informasi baik rumit maupun sederhana (GoodStats, 2024).
Situasi ini kian menantang di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu akibat perang, fluktuasi harga, perebutan sumber energi, hingga perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada level nasional, masyarakat juga dihadapkan pada "pancaroba" ekonomi, yakni perubahan yang sangat cepat pada pola konsumsi, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Lihat Juga : |
Akibatnya, ruang publik kian marak dipenuhi informasi yang simpang siur dan dibanjiri opini dari segala penjuru.
Alhasil, data yang bercampur opini serta fakta sering kali kalah bersaing oleh narasi yang lebih menarik dan populer di media sosial.
Akibatnya, masyarakat kesulitan membedakan antara informasi berbasis data dan rentan untuk menerima misinformasi. Kondisi ini tidak hanya memicu kebingungan, tetapi juga menumbuhkan pesimisme serta ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah.
Pada tahun 2026, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaksanakan Sensus Ekonomi (SE2026). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali untuk memotret seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia.
Sensus Ekonomi nantinya mencakup 18 kategori lapangan usaha, mulai dari industri pengolahan hingga jasa lainnya.
Melalui SE2026, BPS akan menghasilkan data komprehensif mengenai struktur dan skala ekonomi nasional, profil usaha mikro, kecil, menengah, hingga besar, serta sebaran kegiatan ekonomi di setiap daerah. Data ini mampu menjadi pondasi bagi pemerintah dalam merancang kebijakan pembangunan ekonomi, sekaligus membantu pelaku usaha dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan bisnis ke depan.
Namun, SE2026 bukan sekadar aktivitas teknis dalam bidang statistik. Kegiatan ini merupakan sarana edukasi publik yang sangat strategis. Ketika masyarakat memahami mengapa data dikumpulkan dan bagaimana data digunakan, masyarakat "dipaka" belajar mengenali pentingnya data sebagai alat pengambilan keputusan. Dengan kata lain, SE2026 dapat dipandang sebagai pintu masuk untuk membangun literasi data di tengah masyarakat.
Dalam teori pembangunan partisipatif, keberhasilan sebuah program tidak hanya diukur dari hasil akhir, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat terlibat aktif dalam proses pelaksanaanya.
Partisipasi masyarakat berarti memberi ruang bagi warga untuk menjadi subjek, bukan sekadar objek pembangunan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Hal yang sama berlaku untuk SE2026. Partisipasi masyarakat dalam menyosialisasikan program Sensus Ekonomi, serta kesediaan pelaku ekonomi untuk memberikan data yang benar, lengkap, dan jujur merupakan wujud nyata dari kesadaran literasi data. Setiap pelaku ekonomi yang bersedia berpartisipasi secara aktif sejatinya sedang turut membangun keakuratan potret ekonomi nasional.
Lebih jauh lagi, partisipasi ini akan menumbuhkan budaya baru, budaya berbasis data. Masyarakat akan terbiasa memeriksa, mengerti, memahami terlebih dahulu sebelum memanfaatkan data yang ada sebelum mengambil keputusan dalam berbagai konteks seperti pilihan, kebijakan, maupun hal-hal yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Sensus Ekonomi 2026 menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa data bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan cerminan kehidupan nyata kita sehari-hari.
Melalui Sensus Ekonomi 2026, masyarakat akan belajar untuk menghargai data, memahami fungsinya, dan menjadikannya dasar dalam berpikir serta bertindak. Di tengah arus informasi yang deras dan sering kali menyesatkan, partisipasi dalam kegiatan statistik akan menjadi bentuk baru dari meningkatnya literasi data di masyarakat.
(tim)