PT Tirta Investama sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua memberikan penjelasan soal dugaan bahan baku produk menggunakan air dari sumur bor.
Vice President Corporate Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menjelaskan pengeboran adalah proses produksi yang harus dilakukan untuk mendapatkan air dari tanah terdalam atau akuifer yang tertekan.
"Kalau ada persepsi ataupun pendapat bahwa air Aqua adalah air dibor, izin kami menyampaikan pengeboran itu adalah cara yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan air dari sumber tanah dalam atau kita menyebutnya akuifer yang tertekan atau akuifer yang terlindungi," ujar Vera dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menambahkan air dari akuifer yang tertekan terlindungi secara alami oleh lapisan batuan sehingga tidak memiliki risiko terkontaminasi.
"Karena di situ terlindungi secara alami ratusan tahun oleh lapisan-lapisan batuan, sehingga tidak ada resiko terkontaminasi mengenai cemaran-cemaran seputar dari sumber air tersebut. Sehingga sumber airnya adalah air pegunungan, sesuai dengan hidrogeologi tersebut," tambahnya.
Lebih lanjut, Vera juga menjelaskan perusahaan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk melakukan studi hidrogeologi sebelum menentukan lokasi pabrik sehingga sumber air terbukti berasal dari daerah tangkapan air hujan di pegunungan
"Sumber air kami adalah sumber air pegunungan sesuai dengan studi hidrogeologi tersebut," ujar Vera.
Polemik sumber air produk Aqua mencuat di publik beberapa waktu terakhir karena konten sidak dalam akun Youtube Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) alias KDM.
Dalam konten tersebut, pengelola menyebut sumber air Aqua dari bawah tanah, bukan air permukaan.
Awalnya Dedi bertanya dari mana sumber air yang dipakai sebagai bahan baku air mineral dalam kemasan itu.
"Ngambil airnya dari sungai?" kata Dedi bertanya kepada salah satu staf yang menemuinya.
"Airnya dari bawah tanah pak," kata staf tersebut.
Sontak Dedi pun bertanya apa benar air yang diproduksi itu bukan air permukaan? Ia lantas bertanya lagi dari mana air tanah itu diambil.
Staf perusahaan itu lantas menjawab air diambil dari dalam tanah dengan cara dibor.
Dengan muka terkejut, Dedi menegaskan lagi bahwa benar air diambil dari dalam tanah yang dibor. Ia juga bertanya apakah pengambilan air tanah itu tidak akan berefek pada pergeseran tanah.
"Dikira oleh saya dari air permukaan. Dari air sungai atau mata air. Berarti kategorinya sumur pompa dalam?" ujar Dedi lagi.
(fln/sfr)