Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan kebijakan berupa penurunan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen pada Rabu (22/10). Harga pupuk urea yang semula Rp2.250 per kilogram kini turun menjadi Rp1.800, sedangkan NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840.
"Ini bentuk nyata keberpihakan negara kepada petani. Kita ingin petani bisa menanam dengan ongkos yang lebih murah dan hasil yang lebih baik," ujar Amran di Kantor Kementarian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (22/10).
Di hari yang sama, Mentan Amran kemudian menyambut kedatangan Presiden Brasil, Luiz da Silva di Bandara Halim Perdana Kusuma. Amran menjadi perwakilan pemerintah yang menyimbolkan kekuatan pangan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Brasil dan Indonesia memiliki semangat yang sama, menjadikan pertanian sebagai kekuatan rakyat," ujar Amran usai prosesi penyambutan.
Pertemuan kedua negara ini dinilai sebagai tanda kemunculan poros baru diplomasi pangan global, di luar dominasi negara-negara utara. Kerja sama yang kini dijajaki Indonesia dan Brasil meliputi teknologi pertanian tropis, riset pupuk ramah lingkungan, hingga perdagangan produk pangan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, kehadiran Amran pada kunjungan Luiz da Silva ini merupakan gambaran pertanian Indonesia yang tangguh dan produktif.
Terlebih, dalam 1 tahun terakhir, Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mencatat sejumlah capaian signifikan di sektor pertanian, antara lain lonjakan produksi beras, penurunan impor jagung dan kedelai, serta harga bahan pangan relatif stabil.
Penurunan harga pupuk bersubsidi itu pun disebut menjadi tonggak baru dari upaya panjang menuju kedaulatan pangan, yang memperlihatkan keberanian Amran menempuh jalur efisiensi tanpa mengorbankan kesejahteraan petani.
(rea/rir)