IESR Ungkap 5 Dampak Positif dari Transisi Energi

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan transisi energi adalah mesin pertumbuhan ekonomi baru yang dampaknya dapat tercipta melalui 5 jalur utama.

Pertama, investasi infrastruktur.

"Di mana triliunan akan mengalir untuk membangun pembangkit listrik energi terbarukan, grid, smart grid, dan penyimpan energi dan infrastruktur energi lainnya," ujarnya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/10).

Kedua, pembangunan industri manufaktur di mana Indonesia katanya seharusnya tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi harus menjadi produsen dengan membangun pabrik teknologi energi terbarukan.

Ketiga, melalui penciptaan lapangan kerja hijau.

"Di mana dengan transisi energi dapat menciptakan jutaan pekerjaan baru untuk para insinyur, teknisi, hingga pekerja konstruksi di sektor energi bersih," katanya.

Keempat, melalui peningkatan kesehatan dan produktivitas karena udara yang bersih berarti bisa menurunkan biaya kesehatan serta membuat masyarakat lebih produktif.

"Kelima melalui ketahanan energi kita dapat melepaskan diri dari fluktuasi harga energi fosil global, dan menghemat devisa negara dari impor bahan bakar fosil, dan mungkin dari penurunan subsidi energi fosil," terangnya.

Fabby menekankan krisis iklim bukan ancaman tetapi kenyataan di depan mata.

Karena itu, ia mengatakan transisi energi perlu segera dilakukan.

"Kita semua tahu mengapa perubahan ini mendesak, krisis iklim bukan lagi ancaman di depan mata, ia sudah nyata dan kita bisa merasakan dampaknya," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]