Dony Oskaria Pastikan Merger Pelita Air-Garuda Untung

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2025 21:10 WIB
Plt Menteri BUMN sekaligus COO BPI Danantara Indonesia Dony Oskaria menanggapi kritik terkait rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia.
Plt Menteri BUMN sekaligus COO BPI Danantara Indonesia Dony Oskaria menanggapi kritik terkait rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD RAMDAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Plt Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus COO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia Dony Oskaria menanggapi pandangan anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam yang mengkritisi rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia.

Ia memastikan proses merger tersebut tidak akan merugikan, terutama bagi Pelita Air yang saat ini mendapat apresiasi positif dari publik.

"Saya rasa bukan penolakan tetapi kita menghargai. Seperti saya sampaikan bahwa tentu pasti mereka sayang sama airlines-airlines kita, teman-teman saudara-saudara kita dan para bapak-bapak yang kita hormati juga kan memberikan masukan sebetulnya," ujar Dony di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Senin (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masukan yang disampaikan Mufti Anam bukanlah bentuk penolakan, melainkan peringatan agar merger tidak berdampak negatif terhadap Pelita Air.

"Mereka tidak ingin nanti justru akan membuat Pelita-nya jadi jelek. Ini suatu warning buat kita. Jadi jangan selalu dilihat penolakan. Ingat-ingat, jangan sampai nanti malah merger ini membawa Pelita-nya juga jadi jelek. Sebetulnya itu yang disampaikan oleh Komisi VI," ujarnya.

Dony memastikan pihaknya mencatat betul kekhawatiran tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam proses merger.

"Ini menjadi catatan bagi kami supaya dalam proses ini nanti tidak kemudian membuat Pelita-nya menjadi jelek, tapi justru kita harapkan jadi lebih bagus," ucapnya.

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam dalam rapat bersama Direksi Garuda Indonesia pada Senin (22/9) menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana merger.

Ia menilai Pelita Air sudah berkembang dengan baik dan menjadi alternatif penerbangan yang dapat diandalkan.

"Soal Pelita Air yang mau digabungkan dengan Garuda, saya sangat tidak setuju atas hal ini, Pak. Kami, jujur ketika terdesak, ketika saya sudah tidak percaya lagi ke Garuda, kemarin saya naik Pelita Air, tepat waktu juga ternyata, luar biasa," kata Mufti.

Ia bahkan menyebut pelayanan Pelita Air bersih, tepat waktu, dan bebas dari beban finansial yang sebelumnya ditanggung induknya, Pertamina.

"Maka saya tidak mau Garuda untuk kemudian membajak Pelita Air yang sudah bagus jadi maskapai kebanggaan kita, kemudian akhirnya rusak gara-gara kena virus budaya kerja di Garuda Indonesia yang amburadul, begitu Pak," ujarnya.

Rencana merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia juga sudah disampaikan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada 11 September lalu.

Simon mengatakan penggabungan unit bisnis ini sedang dijajaki di bawah koordinasi BPI Danantara, sejalan dengan strategi Pertamina yang akan fokus pada bisnis inti di sektor minyak dan gas.

Eks Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga menyebut rencana merger tersebut masih dalam tahap kajian.

Menurut Erick, langkah ini penting karena Indonesia masih kekurangan armada penerbangan, sementara kedua maskapai memiliki segmen pasar yang berbeda.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER