Harga Minyak Turun Seiring Berakhirnya Liburan Musim Panas AS

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2025 10:49 WIB
Harga minyak turun Kamis (28/8) saat investor menimbang prospek permintaan bahan bakar AS yang diperkirakan melemah seiring dekatnya akhir liburan musim panas.
Harga minyak turun Kamis (28/8) saat investor menimbang prospek permintaan bahan bakar AS yang diperkirakan melemah seiring dekatnya akhir liburan musim panas. ( iStock/zorazhuang).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak turun pada Kamis (28/8) saat investor mempertimbangkan prospek permintaan bahan bakar Amerika Serikat yang diperkirakan melemah seiring semakin dekatnya akhir liburan musim panas.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 31 sen atau 0,46 persen ke level US$67,74 per barel. Senada, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga turun 36 sen atau 0,56 persen menjadi US$63,79 per barel.

Kedua acuan harga minyak ini naik lebih dari 1 persen pada sesi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pelemahan dibatasi oleh penurunan stok minyak di AS.

Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun 2,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 22 Agustus, lebih besar dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 1,9 juta barel. Penurunan stok tersebut menandakan permintaan kuat menjelang libur panjang Hari Buruh AS.

Namun, analis pasar IG, Tony Sycamore, mengatakan penurunan ini biasanya menandai akhir musim mengemudi atau liburan musim panas yang secara tradisional diikuti oleh penurunan permintaan bahan bakar AS.

"Secara teknikal, harga minyak menghadapi resistance di kisaran US$64-US$65 dan berisiko menguji support di sekitar US$60," kata Sycamore.

Selain itu, pasar juga mengamati respons India terhadap tekanan dari Washington untuk menghentikan pembelian minyak Rusia setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor hingga mencapai 50 persen.

"India diperkirakan akan terus membeli minyak Rusia setidaknya dalam jangka pendek, sehingga dampak tarif baru ini terhadap pasokan global diperkirakan terbatas," ujar Sycamore.

Minggu ini, serangan energi antara Rusia dan Ukraina turut menopang harga minyak. Rusia melancarkan serangan drone besar-besaran ke infrastruktur energi dan transportasi gas di enam wilayah Ukraina, yang menyebabkan lebih dari 100 ribu warga kehilangan listrik, menurut pejabat Ukraina.

Sementara itu, potensi penurunan suku bunga di AS juga mendukung pasar minyak, karena hal tersebut dapat mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Presiden Federal Reserve New York, John Williams, menyatakan suku bunga kemungkinan akan turun pada suatu waktu, namun keputusan akan bergantung pada data ekonomi mendatang sebelum pertemuan The Fed pada 16-17 September.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER