Dua Dekade SMF Membangun Rumah, Membangun Masa Depan Bangsa

SMF Research Institute | CNN Indonesia
Kamis, 24 Jul 2025 18:27 WIB
Kebutuhan hunian layak di Indonesia tinggi, SMF berkomitmen menyediakan pembiayaan perumahan terjangkau untuk kesejahteraan masyarakat.
Kantor PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). (Foto: Arsip SMF Research Institute)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebutuhan akan hunian layak di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode Maret 2024 yang diolah SMF Research Institute, backlog kepemilikan rumah mencapai 9,87 juta rumah tangga (13,57%), dan 25,23 juta rumah tangga (34,75%) masih tinggal di hunian tidak layak.

Kondisi ini mendorong PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF untuk terus berkomitmen menyediakan akses pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.

Menurut laporan SMF Research Institute tentang 'Estimasi Dampak Perkembangan Sektor Perumahan terhadap Sektor-Sektor Ekonomi Lainnya' yang diterbitkan pada April 2023, pembangunan perumahan memberikan dampak positif yang melampaui sekadar penyediaan tempat tinggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riset SMF tersebut menunjukkan bahwa pembangunan perumahan di suatu daerah berkontribusi langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga mendorong aktivitas kreatif.

"Rumah bukan hanya sebuah tempat tinggal, tetapi juga ruang yang mendukung kualitas hidup dan produktivitas penghuninya, serta menjadi pijakan keluarga dalam menyiapkan masa depan yang lebih baik, sehat, dan sejahtera, serta berdaya saing," bunyi laporan tersebut, Rabu (24/7).

Salah satunya, kualitas hunian ternyata memiliki peran vital dalam membentuk masa depan pendidikan anak-anak. Studi menunjukkan bahwa kondisi hunian secara langsung memengaruhi kemampuan literasi anak.

Rumah yang padat dengan kondisi tidak layak dapat menimbulkan kebisingan berlebihan dan gangguan tidur pada anak, yang pada akhirnya menghambat proses belajar.

Masalah kesehatan seperti stunting juga berkaitan erat dengan kualitas tempat tinggal. Anak-anak yang tinggal di hunian tidak layak yang mengabaikan akses air bersih dan sanitasi layak terbukti memiliki risiko stunting yang jauh lebih tinggi (Zahtamal et al., 2024).

Rumah tanpa jamban layak dan air minum tak terolah dapat menjadi sarang penyakit menular, sehingga mengganggu penyerapan nutrisi anak dan berkontribusi pada malnutrisi kronis (Beal et al., 2018).

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) menunjukkan korelasi signifikan antara program perbaikan rumah dengan penurunan angka stunting (Citrawati Lestari & Isfandiarni, 2023), membuktikan bahwa investasi pada hunian layak adalah investasi strategis untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat.

Dua Dekade SMF

Sejak berdiri pada 2005 sebagai special mission vehicle pembiayaan sekunder perumahan, SMF telah konsisten mendukung masyarakat memiliki rumah layak. Hingga Juni 2025, SMF telah menyalurkan dana ke sektor perumahan melalui lembaga penyalur pembiayaan sebesar Rp132,19 triliun.

Dana tersebut terdiri dari pembiayaan termasuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp117,98 triliun serta sekuritisasi Rp14,21 triliun.

Melalui perannya sebagai instrumen fiskal, SMF mendukung pendanaan KPR FLPP dengan leverage Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp11,22 triliun melalui penerbitan surat utang.

Hasilnya, SMF berhasil menyalurkan Rp28,09 triliun untuk membiayai 752.526 unit rumah, membantu lebih banyak keluarga memiliki rumah sebagai ruang tumbuh anak dan tempat menggapai masa depan yang lebih baik.

Untuk mendukung kualitas hidup dan kesehatan keluarga, SMF menjalankan program Housing Micro Finance sejak 2019, menyalurkan Rp947,2 miliar melalui lembaga keuangan seperti PNM untuk membantu masyarakat memperbaiki kualitas rumah mereka.

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR), SMF telah membangun 613 unit rumah di 27 wilayah dengan bekerja sama dengan Kementerian PUPR lewat program Kotaku, menggunakan total dana Rp41,7 miliar.

SMF juga berkontribusi dalam pengembangan homestay untuk destinasi wisata, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak 2019 dengan penyaluran Rp13,83 miliar untuk membangun 183 homestay di 21 lokasi, guna mendorong ekonomi lokal.

Peran strategis lainnya adalah sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan, yang merupakan wadah koordinasi untuk pemecahan permasalahan dan menciptakan rekomendasi kebijakan sektor perumahan. Platform ini memungkinkan sinergi antara pemerintah, lembaga pembiayaan, sektor swasta, dan masyarakat.

Investasi Masa Depan

Laporan SMF Research Institute menekankan bahwa membangun rumah bukan hanya soal memenuhi kebutuhan papan, tetapi juga tentang menyiapkan masa depan bangsa. Rumah yang layak memberikan ruang tumbuh yang sehat bagi anak-anak Indonesia, mendorong produktivitas masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Bagi pemerintah, rumah yang layak dan terjangkau merupakan investasi sosial untuk membentuk generasi yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing. Dengan kolaborasi semua pihak, menyediakan rumah layak bagi semua bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan.

Kisah perjalanan SMF dalam dua dekade terakhir telah terdokumentasikan dalam buku 'PT Sarana Multigriya Finansial untuk Hunian Berkelanjutan dan Berkeadilan' yang dapat diakses di situs berikut.

Melalui perannya sebagai liquidity provider pembiayaan sekunder perumahan, SMF terus berkomitmen membuka akses terhadap rumah layak yang semakin terjangkau bagi masyarakat. Karena dengan membangun rumah hari ini, Indonesia sedang menyiapkan masa depan yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih sejahtera.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER