Produsen Minta Peritel Turunkan Harga Beras Premium di Bawah HET

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 13:45 WIB
Kepala Bapanas Arief mengungkap alasan produsen meminta peritel untuk menurunkan harga jual beras premium menjadi di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Kepala Bapanas Arief mengungkap alasan produsen meminta peritel untuk menurunkan harga jual beras premium menjadi di bawah harga eceran tertinggi (HET). (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap alasan produsen meminta peritel untuk menurunkan harga jual beras premium menjadi di bawah harga eceran tertinggi (HET).

Menurutnya, lonjakan produksi nasional menjadi faktor utama yang membuat harga beras seharusnya tidak mengalami kenaikan.

"Ya maksudnya itu begini. Jadi di saat produksi kita kemarin naik, sampai dengan Agustus itu kita akan kelebihan 3 juta ton. Dibanding tahun 2022-2023, kita kelebihannya sekitar 1,2-1,3 juta ton. Harusnya harga itu logikanya tidak naik," ujar Arief saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyampaikan harga beras premium di pasar ritel sudah mulai menunjukkan penurunan seiring dengan kondisi pasokan yang membaik. Berdasarkan pantauannya, koreksi harga telah terjadi sekitar Rp200 per kilogram (kg) atau Rp1.000 untuk kemasan 5 kg.

"Setahu saya hari ini udah harganya turun Rp200 (per kg). Jadi kalau packaging 5 kg, turun Rp1.000. Harga beras premium yang di supermarket turun, satu pack itu sekitar Rp1.000. Yang setahu saya ya, coba nanti dicek," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menyampaikan para produsen telah mengajukan permintaan resmi kepada jaringan ritel untuk menurunkan harga jual beras premium sebesar Rp1.000 per kemasan 5 kg.

Langkah ini disebut sebagai mekanisme rafaksi, di mana selisih harga akan dikompensasi oleh produsen, bukan ditanggung peritel.

Arief menanggapi pula soal temuan Kementerian Pertanian terkait beras kemasan premium yang dijual di atas HET namun tidak sesuai standar mutu. Ia menyebut penting agar produsen memastikan berat bersih dan kualitas produk benar-benar sesuai dengan label yang tercantum di kemasan.

"Kemudian kalau yang isu beras yang tidak sesuai dengan packaging-nya, kita minta diperbaiki. Jangan enggak diperbaiki. Misalnya di packaging-nya 5 kg, ya tolong isinya 5 kg," katanya.

Ia menambahkan prinsip keakuratan kemasan berlaku untuk seluruh bahan pangan pokok. Jika suatu produk mencantumkan volume tertentu, maka isinya harus benar-benar sesuai. Untuk beras dengan label premium, kadar air dan tingkat patahan pun harus sesuai standar.

"Enggak cuma beras sih, garam, gula, apa aja juga sama. Minyak goreng, kalau (merek) Minyakita 1 liter, ya 1 liter. Jangan 0,8 (liter). Terus kalau di labelnya beras premium, ya berarti kadar air 14 persen, broken-nya maksimum 15 persen," ujar Arief.

Ia mengatakan telah bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan penggilingan padi dan meminta mereka agar menyesuaikan mutu beras yang diproduksi dengan label yang dipakai.

Sebelumnya, Ketum Aprindo Solihin menyebut penurunan harga beras premium sudah mulai diberlakukan di seluruh jaringan ritel. Namun demikian, pasokan dari produsen masih belum stabil. Solihin menyebut tingkat pemenuhan dari pemasok baru berkisar 50-60 persen, sehingga berdampak pada ketersediaan di pasar.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER