Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyarankan pengangguran alias pencari lowongan untuk bekerja sebagai bos Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Ia menegaskan pentingnya meng-koperasikan Indonesia. Yassierli yakin betul bahwa pembentukan 80 ribu Kopdes Merah Putih pasti berjalan.
Hadirnya koperasi tersebut ia yakini mampu menciptakan jutaan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya tanya mahasiswa saya, mantan (dosen) ya sekarang saya lagi cuti mengajar, 'Pekerjaan seperti apa?'. Dalam persepsi dia (mahasiswa), di Jakarta, kerja di perusahaan-perusahaan besar, hiruk pikuk metropolitan, itulah kerja," tutur mantan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dalam Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF 2025 via Zoom, Rabu (2/7).
"Tapi kalau kemudian kita bicara optimize program prioritas presiden, maka kita akan bicara kerja itu adalah 'Saya akan menjadi manajer di suatu koperasi' dan sebenarnya dia apple to apple dengan korporat. Saya kemudian akan menjadi ketua jaringan koperasi wilayah, saya akan menjadi expert dalam koperasi, saya memiliki bisnis tapi itu adalah koperasi," saran Yassierli.
Menurutnya, 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih bisa mempekerjakan paling sedikit 2 juta orang. Dasarnya adalah ada 25 masyarakat yang bekerja di masing-masing koperasi.
Yassierli menegaskan koperasi itu juga akan diberi insentif atau modal oleh pemerintah sehingga bisa berkembang. Oleh karena itu, hadirnya Kopdes Merah Putih diharapkan sanggup mengubah persepsi orang tentang pekerjaan di Indonesia.
Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu turut meminta bantuan INDEF untuk membedah bagaimana bentuk koperasi yang ideal.
Yassierli mengaku siap berdiskusi mengenai isu tersebut.
Pasalnya, ia tak mau Kopdes Merah Putih nantinya cuma formalitas atau beroperasional layaknya koperasi simpan pinjam biasa.
"Memang kami dari Kementerian Ketenagakerjaan akan fokus men-support Kementerian Koperasi. Kita sudah ada MoU, cepat kita, langsung chemistry-nya bertemu. Kementerian Koperasi sangat paham bahwa sumber daya manusia (SDM) itu perlu, menjadi fokus. Tapi modalitas terkait dengan pelatihan, kurikulum, skema, kompetensi, sertifikasi itu ada di Kemnaker," jelasnya.
"Sehingga kita sedang siapkan, tinggal tema-tema untuk sertifikasi, pelatihan terkait dengan koperasi itu seperti apa. Apakah kita sampai perlu membuat jenjang ahli koperasi dan seterusnya, karena saya membayangkan ini akan bisa besar. Dan koperasi ternyata best practice-nya di luar negeri juga perusahaan-perusahaan besar itu basisnya adalah koperasi," imbuh Yassierli.