Oracle Corporation dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran pada karyawannya yang ada di kantor Amerika Serikat. Hal ini menjadi salah satu bukti resesi di negeri paman Sam makin nyata.
Berdasarkan laporan The Information yang dikutip dari Reuters, Rabu (3/8), penghematan biaya operasional jadi alasan utama PHK yang dilakukan perusahaan teknologi AS tersebut.
Laporan ini juga menyebutkan, sejak Juli lalu perusahaan memang sudah mempertimbangkan untuk memangkas ribuan pekerja secara global, tak hanya di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tujuan pemangkasan karyawan untuk bisa melakukan penghematan anggaran hingga US$1 miliar atau Rp15 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
Dalam laporan terbarunya, hingga 31 Mei 2022 perusahaan memiliki sekitar 143 ribu karyawan yang tersebar di berbagai negara.
Selain itu, PHK yang dilakukan pada kantor AS ini dinilai bakal mempengaruhi karyawan yang berada di kantor pusat di San Francisco Bay Area. Meski demikian tak disebutkan berapa jumlah karyawan yang akan terpengaruh.
Oracle yang dimintai keterangan belum memberikan tanggapan ke Reuters.
Sementara, laporan ini juga menyatakan bahwa PHK karyawan Oracle tidak hanya akan terjadi di AS, tapi juga di Kanada, India dan sebagian Eropa yang diperkirakan terjadi dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
Sebelumnya, Raksasa teknologi Microsoft Corp (MSFT.O), Alphabet Inc (GOOGL.O) dan Apple Inc (AAPL.O) juga telah membahas pengurangan rencana perekrutan karyawan sebagai dalam dari kenaikan biaya operasional dan kekhawatiran resesi.