Gangguan penglihatan merupakan kondisi yang banyak dialami oleh masyarakat di berbagai usia. Dua jenis masalah mata yang paling umum adalah rabun jauh (miopia) dan rabun dekat (hiperopia).
Dengan memahami perbedaan rabun jauh dan rabun dekat sejak dini, hal ini dapat mencegah kondisi semakin parah dengan melakukan penanganan yang sesuai dengan anjuran dokter.
Dalam kehidupan sehari-hari, rabun jauh ditandai dengan kesulitan melihat benda yang berada jauh. Sementara rabun dekat (hiperopia) membuat penderitanya sulit melihat objek dekat dengan jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua gangguan mata ini sering kali disalahpahami karena gejalanya sama-sama menyebabkan penglihatan buram.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasan tentang perbedaan rabun jauh dan rabun dekat, pengertian, penyebab, hingga gejalanya.
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (IPA Biologi, Kimia, Fisika), rabun jauh atau miopia merupakan ketidakmampuan mata untuk melihat objek yang jauh dengan jelas.
Misalnya, orang dengan rabun jauh bisa membaca buku tanpa masalah, tetapi kesulitan melihat tulisan di papan tulis atau rambu lalu lintas dari kejauhan.
Sementara rabun dekat atau hiperopia adalah kondisi ketika seseorang dapat melihat objek jauh dengan jelas, tetapi kesulitan melihat benda yang dekat.
Misalnya, penderita rabun dekat bisa melihat papan tulis dengan jelas, tetapi sulit membaca buku atau layar ponsel.
Ditambahkan dari Healtline penyebab rabun jauh adalah bentuk bola mata lebih panjang dari normal dan kornea terlalu melengkung sehingga cahaya tidak fokus tepat di retina.
Selain itu, faktor lingkungan, misalnya terlalu sering menatap layar gadget dan faktor genetik, di mana anak dengan orang tua rabun jauh berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang sama.
Sementara rabun dekat penyebabnya adalah bentuk bola mata lebih pendek dari normal dan kornea terlalu datar sehingga cahaya jatuh di belakang retina. Selain itu, faktor keturunan juga membuat kondisi ini bisa muncul sejak kecil.
Gejala rabun jauh adalah pandangan yang kabur saat melihat objek jauh, sering menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas, sakit kepala akibat mata bekerja keras, dan mata cepat merasa lelah saat beraktivitas visual.
Gejala rabun dekat adalah pandangan yang kabur saat membaca buku atau menulis. Selain itu sering mengalami mata lelah atau perih saat melakukan aktivitas jarak dekat.
Gejala lainnya adalah sakit kepala, terutama setelah membaca atau bekerja lama di depan komputer. Pada anak-anak, rabun dekat yang tidak tertangani berisiko mengalami mata juling.
Menentukan apakah seseorang mengalami rabun jauh atau rabun dekat hanya bisa dipastikan melalui pemeriksaan mata oleh dokter spesialis. Pemeriksaan biasanya mencakup:
Dengan pemeriksaan lengkap, dokter dapat memberikan diagnosis yang akurat serta menentukan penanganan yang paling tepat.
Setelah memahami perbedaan rabun jauh dan rabun dekat, langkah berikutnya adalah mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Beberapa pilihan penanganan yang umum dilakukan antara lain:
Pemilihan metode penanganan sangat bergantung pada usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan mata secara keseluruhan.
Nah, itulah perbedaan rabun jauh dan rabun dekat berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami. Semoga bermanfaat.
(gas/juh)