Mendiang Ayah Kim Jong Un Khawatir soal Diabetes dan Libido

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Mar 2016 03:28 WIB
Di tengah bencana kelaparan di Korut pada 1990-an, Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un, mengkhawatirkan soal diabetes, serangan jantung dan libidonya.
Di tengah bencana kelaparan di Korut pada 1990-an, Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un, mengkhawatirkan soal diabetes, serangan jantung dan libidonya. (Reuters/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah bencana kelaparan yang melanda penjuru Korea Utara pada dekade 1990-an, terdapat sejumlah hal yang sempat membuat cemas Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un, pada masa pemerintahannya. Seorang pembelot Korut mengungkapkan Kim Jong Il khawatir soal penyakit diabetes, tuberkolosis, serangan jantung dan libidonya.

Kim Jong Il mengambil alih kepemimpinan Korea Utara sejak ayahnya, Kim Il-Sung, yang merupakan pendiri Korut, wafat pada 1994. Pada masa pemerintahannya, Kim Jong Il dikabarkan takut terserang berbagai penyakit dan ingin berumur panjang.
Pakar biologi Korut yang kemudian membelot, Kim Hyeongsoo memaparkan ratusan peneliti lulusan universitas terbaik dipekerjakan di sebuah pusat penelitian yang dibuat untuk memastikan kesehatan sang pemimpin Korut itu tetap prima.

Pada awal 1990-an, 130 ilmuwan dikirim ke Denmark untuk menemukan cara meningkatkan kelembutan daging sapi Korea Utara yang, menurut Kim Jong Il, terlalu alot untuk dicerna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah konferensi HAM di London, Kim Hyeongsoo yang sempat bekerja di pusat penelitian itu selama enam tahun memaparkan para ilmuwan bertugas mengembangkan makanan, minuman maupun obat-obatan menggunakan sejumlah bahan termasuk alat kelamin singa jantan dan anjing laut serta tanaman obat tradisional, untuk meningkatkan hasrat seksual.
Mereka juga diminta untuk meniru merek rokok favorit Kim Jong Il, Rothmans, yang diproduksi negara-negara Barat, dengan tembakau yang diimpor dari Afrika.

Para ilmuwan harus bersumpah merahasiakan pekerjaan mereka, bahkan kepada keluarga mereka sekalipun. Pusat penelitian ini dikelilingi oleh penjaga bersenjata dan pagar listrik.

Kim Hyeongsoo menyatakan bahwa sudah rahasia publik kala itu bahwa Kim Jong Il diketahui suka minum dan merokok dan memiliki sejumlah kekasih muda .

"Beberapa masalah kesehatan yang dikhawatirkan Kim Jong-il secara pribadi adalah fungsi jantung, diabetes, TBC dan juga libidonya, jadi ini merupakan fokus penelitian kami," ujar Kim Hyeongsoo.
Kim Hyeongsoo menyatakan produk yang dikembangkan di lembaga ini diuji pada manusia maupun hewan.

Kim Hyeongsoo menyatakan pusat penelitian itu didirikan di tengah bencana kelaparan yang melanda Korut pada dekade 1990-an. Dia mengaku tidak tahu separah apa bencana itu terjadi hingga dia bertandang ke kampung halamannya pada 1998 dan melihat sendiri sejumlah mayat bergelimpangan di tergeletak di jalan.

Kala itu, sekitar satu juta orang diperkirakan tewas karena kelaparan yang diduga merupakan akibat dari salah urus ekonomi, hilangnya dukungan Soviet dan sejumlah bencana alam.

Menyaksikan esekusi

Kim Hyeongsoo memutuskan melarikan diri dari Korut setelah menyaksikan secara langsung eksekusi mengerikan pada 2008. "Semua orang telah melihat eksekusi publik di Korea Utara," katanya.
"Pada hari eksekusi digelar, semua tempat kerja harus tutup dan semua sekolah, dari tengah dan atas, harus menunda pelajaran sehingga masyarakat bisa (hadir)."

Kim sempat ditangkap dan disiksa oleh agen keamanan negara tetapi berhasil melarikan diri.

"Pernah diinvestigasi oleh petugas keamanan negara dan berhasil selamat adalah sebuah keajaiban," kata Kim, yang kini bekerja sebagai guru di Seoul, Korea Selatan.

Ibu Kim sempat tertangkap dan disiksa ketika mencoba melarikan diri dan meninggal enam bulan kemudian.

Kim menyatakan jenazah korban penyiksaan dibuang oleh petugas keamanan sehingga tidak akan bisa digunakan sebagai bukti.

Dia menggambarkan Korea Utara sebagai negara dengan penyanderaan massal.

"Korea Utara memenjarakan 20 juta orang. Mereka disandera tidak dengan senjata tapi karena situasi," katanya pada konferensi yang diselenggarakan oleh Aliansi Hak Asasi Manusia Eropa di Korea Utara.

Komisi penyelidikan Dewan HAM PBB tahun lalu menyatakan pelanggaran hak asasi di Korea Utara mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Para pembicara dalam konferensi ini menyatakan pelanggaran HAM di Korut "tak tertandingi di dunia modern." (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER