PM Libya Ingin Belajar soal Demokrasi Indonesia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 07 Mar 2016 14:10 WIB
Bertemu Presiden Jokowi di sela KTT Luar Biasa OKI, PM Libya banyak bertanya soal sistem demokrasi di Indonesia.
Bertemu Presiden Jokowi di sela KTT Luar Biasa OKI, PM Libya banyak bertanya soal sistem demokrasi di Indonesia. (OIC-ES2016/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Libya, Faiz Al Seraj, bertanya banyak mengenai sistem demokrasi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo saat pertemuan bilateral di sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam untuk Palestina dan Al-Quds Al-Sharif di Jakarta, Senin (7/3).

"Tadi Perdana Menteri menyampaikan ingin belajar dari pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi. Tadi saya sudah berbicara banyak mengenai pemilu presiden, pilkada gubernur, wakil gubernur, bupati, dan wali kota. Saya kira hal-hal seperti ini yang banyak ditanyakan oleh Perdana Menteri Libya," ujar Jokowi setelah bertemu dengan Seraj.
Sejak Muammar Gaddafi dilengserkan pada 2011, Libya memang masih terus mengalami pergolakan politik dengan dua kubu pemerintahan mengklaim sebagai pemerintahan yang sah. Satu berbasis di Tripoli, dan yang lainnya di Tobruk, timur Libya—yang diakui oleh dunia internasional.

Namun pada Februari lalu, kedua kubu akhirnya sepakat membentuk pemerintahan bersatu dan meresmikan jajaran pejabat baru. Seperti dilansir Reuters, salah satu Dewan Presiden Libya, Fathi al-Majbari, mengatakan bahwa jajaran pemerintahan tersebut terdiri dari 13 menteri dan lima menteri negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan bilateral di sela KTT LB OKI ini, Jokowi pun mengucapkan selamat atas terbentuknya pemerintahan bersatu Libya. "Yang pertama tadi saya sampaikan selamat atas terbentuknya pemerintah nasional gabungan baru yang ada di Libya," ucap Jokowi.
Selain masalah pemerintahan, Jokowi dan Seraj juga menyepakati beberapa kerja sama di beberapa bidang, termasuk energi.

"Beberapa BUMN dan swasta Indonesia sudah beroperasi di Libya dan ini akan dilanjutkan kembali setelah situasi di Libya kondusif," tutur Jokowi.

Sementara itu, kerja sama di bidang konstruksi juga terus dikembangkan. "BUMN Indonesia juga siap bekerja sama menyelesaikan bidang-bidang konstruksi dan perumahan yang ada di Libya dan Libya juga membuka diri untuk bekerja sama," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER