Separuh Abad 'Cuitan' John Lennon tentang Yesus

Tri Wahyuni & Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 07 Mar 2016 06:38 WIB
Kini, 50 tahun berlalu, banyak orang mengenang “kicauan” pongah Lennon yang membandingkan popularitas The Beatles dengan Yesus.
John Lennon dan istri pertama, Cynthia (Evening Standard/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya Kanye West yang menyebut nama Yesus dalam karyanya. Jauh sebelum itu, pada 4 Maret 1966, John Lennon, pentolan The Beatles, sudah lebih dulu, namun dalam nada pongah.

“Kini, kami jauh lebih populer ketimbang Yesus,” kata Lennon kepada London Evening, separuh abad silam, dikutip SF Gate. Karuan saja banyak warga dunia, terutama Amerika Serikat, menentang Lennon, juga The Beatles.

Padahal saat itu, grup band asal Liverpool, Inggris, sedang jaya-jayanya. Pernyataan Lennon tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan “Bagaimana kehidupan seorang Beatle?” yang diajukan jurnalis Maureen Cleave.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selengkapnya, Lennon menyatakan, “…Agama bakal punah dan mengerut. Saya tak perlu berargumen soal itu. Saya benar dan saya akan buktikan bahwa saya benar. Kini, kami lebih populer ketimbang Yesus.”

Ia menambahkan, “Saya tak tahu mana yang lebih dulu hadir, rock and roll atau agama. Yesus sepenuhnya benar, tapi ajarannya banyak dan biasa. Lalu, ada orang-orang yang memutarbalikkannya, tapi bagi saya, mereka malah merusaknya.”

Tak ada kehebohan saat edisi London Evening yang memuat pernyataan Lennon tersebut dirilis. Beberapa bulan kemudian barulah dunia gempar setelah majalah remaja Datebook mengutip “Kini, kami jauh lebih populer ketimbang Yesus.”

Dunia pun bereaksi. Piringan hitam The Beatles dibakar di beberapa tempat oleh banyak orang sebagai ungkapan kekesalan. Manajer Brian Epstein segera meminta Lennon untuk meminta maaf atas pernyataannya yang berbau SARA.

“Jika Anda menyuruh saya untuk meminta maaf, jika hal itu membuat Anda senang, baiklah, saya minta maaf,” kata Lennon kepada seorang reporter, kala itu. Namun tak juga menyurutkan reaksi bertajuk Beatle Boycott atau Beatle Ban.

Kini, 50 tahun berlalu, banyak orang mengenang “kicauan” pongah Lennon yang mengaitkan nama Yesus. Namun agaknya reaksi tak seekstrem dulu. Terbukti karya The Beatles masih laris manis. Piringan hitamnya masih diburu kolektor.

Rekaman langka The Beatles yang selama 50 tahun terbengkalai di loteng rumah milik pemain keyboard grup band Gerry and the Pacemakers bernama Les Maguire akan dijual. Demo yang berbentuk piringan hitam itu dijadwalkan akan dilelang pada 22 Maret.

Demo yang disebut oleh Editor dari Rare Record Price Guide Ian Shirley sebagai benda suci ini akan dilelang di Rumah Lelang Omega yang berada di Warrington, Inggris.

Demo tersebut berisi dua lagu, yaitu Till There Was You dan Hello Little Girl yang direkam di piringan hitam 78 RPM. Rekaman tersebut juga dilengkapi tulisan tangan sang manajer, Epstein, yang melambungkan nama The Beatles.

Piringan hitam yang digunakan untuk demo The Beatles itu dibuat di Toko HMV di London Oxford Street dan ditujukan kepada produser EMI Records George Martin untuk mendapatkan kontrak rekaman.

Hasilnya, dalam kurun beberapa bulan saja, The Beatles berhasil menandatangani kontrak dengan EMI dan rekaman sejumlah lagu untuk album Please Please Me.

Rencananya, pelelangan album berharga itu akan dibuka dengan harga sekitar Rp186 juta atau mungkin lebih besar lagi. Pelelangan akan disiarkan secara online agar semua orang di seluruh dunia dapat berpartisipasi.  

Maguire mendapatkan demo tersebut dari Epstein pada 1963. Ia mengatakan, rekaman tersebut merupakan salah satu batu loncatan dalam kesuksesan The Beatles.

Kemudian, Maguire memberikan rekaman tersebut kepada cucunya untuk membantu membeli rumah setelah ia melewati ujian akuntansinya.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER