Jakarta, CNN Indonesia -- Sekarang ini peran perempuan sudah tak bisa disepelekan lagi. Perempuan tak cuma berkutat di dapur selagi menunggu suami pulang kantor atau anaknya pulang sekolah.
Perempuan kini sudah lebih bebas untuk berkarier dan melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Perempuan juga bisa mendapat pendidikan dan juga lebih berprestasi dalam berbagai bidang yang diinginkannya. Bahkan tak sedikit perempuan inspiratif yang bisa membawa perubahan besar di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senapan-senapan kegelapan! Mengapa aku tidak mengutuk kalian? Kalian mengubah rumah penuh cinta menjadi puing-puing," tulis Malala dalam bukunya I Am Malala.
Malala Yousafzai masih berusia 18 tahun, namun keberaniannya untuk membela hak kaum perempuan untuk mendapat pendidikan menginspirasi banyak perempuan. Dia tak gentar berjuang demi pendidikan perempuan sekalipun dia harus dikucilkan. Tak berhenti sampai situ, dia juga harus menghadapi desingan peluru di kepalanya dan nyaris menghadapi kematian. Peristiwa ini terjadi ketika dia masih berusia 15 tahun. Namun ini tak membuatnya gentar dan dia pun sekarang memimpin sebuah gerakan untuk pendidikan perempuan secara global, Malala Fund.
Kisah inspirastifnya ini dituangkan dalam buku berjudul I Am Malala dan juga sebuah film dokumenter berjudul He Named Me Malala karya dari pemenang Academy Award, Davis Guggenheim. Film ini akan ditayangkan di bioskop dan juga saluran National Geographic Channel pada Hari Perempuan International (8/3). Benazir Ee Geok Bhutto lebih dikenal sebagai Benazir Bhutto adalah seorang perempuan Pakistan. Dia lahir di Karachi tanggal 21 Juni 1953.
Dia dikenal sebagai seorang perempuan pertama yang memimpin negara Muslim pada masa pasca kolonial. Tahun 1988 dia terpilih sebagai perdana menteri Pakistan ke-12.
Posisi ini didapatkannya dalam sebuah pemilihan umum terbuka pertama dalam waktu lebih dari 10 tahun. Partai Benazir, PPP, memenangi jumlah kursi terbanyak di Dewan Nasional. Hal ini menjadikannya sebagai perempuan termuda dan juga perempuan pertama yang memimpin sebuah negara dengan mayoritas rakyat beragama Islam.
"If women can be railroad workers in Russia, why can't they fly in space?" ujar Valentina Tereshkova.
Valentina Tereshkova adalah seorang perempuan kelahiran Yaroslavl, Rusia pada 6 Maret 1937. Dia adalah seorang kosmonot perempuan pertama yang pergi ke luar angkasa. Mengutip laman NASA, Tereshkova meluncur ke luar angkasa dengan menggunakan Vostok 6 pada tanggal 16 Juni 1963. Selama perjalanan 70,8 jam, Vostok 6 mengorbit bumi sebanyak 48 kali. Dia adalah satu-satunya perempuan yang pernah ambil bagian dalam misi solo ke luar angkasa.
Usai menyelesaikan misinya, Tereskhova dianugerahi gelar Hero of the Soviet Union. Namun, mengutip Telegraph, ada cerita lucu yang terjadi saat kepergiannya keluar angkasa. Dia mengaku kalau saat itu, dia lupa membawa sikat gigi.
"Sayangnya ini adalah kenyataan. Namun sebagai perempuan saya bisa memanfaatkan berbagai hal seperti perempuan lainnya. Saya punya pasta gigi, dan saya punya tangan dan juga air." Dorothy Mary Hodgkin adalah seorang ahli biokimia dari Inggris. Dia adalah orang yang mengembangkan protein crystallography. Untuk hal ini, dia pun memenangkan Nobel dalam bidang Kimia di tahun 1964.
Dia mengembangkan teknik X-ray crystallography, sebuah teknik untuk menejelaskan struktur biomolekul tiga dimensi. Dia juga berhasil memetakjan struktur penisilin.
Di usia 18 tahun, dia belajar kimia di University of Oxford. Dan di tahun 1932, Hodgkins dianugerahi first class honors degree di Oxford University. Dia adalah perempuan ketiga yang pernah mendapatkan penghargaan ini. Namun, hasil penemuannya ini baru boleh dipublikasikan pada tahun 1945, karena perempuan baru boleh mempublikasikan temuan ilmiah di tahun tersebut. Namanya mungkin belum terlalu populer dibanding Amelia Earhart. Namun sebenarnya Todd adalah perempuan pertama di dunia yang mendesain dan membuat pesawat di dunia pada tahun 1906.
Dia membuat kerangka dari cemara lurus yang halus, sayap dari muslin, kawat piano digunakan untuk menahan kedua sayap. Pesawatnya ini hanya punya dua kursi.
Sempat mengalami penolakan untuk izin terbang di Amerika, tak membuatnya patah semangat. Penerbangan pertamanya dimulai pada 7 Novemver 1910 di Garden City. Dia terbang bersama pilotnya, Didier Masson.
Di tahun 1910 juga, seorang perempuan dari Prancis, Raymonde de Laroche menjadi perempuan pertama di dunia yang mendapatkan setifikasi izin terbang. Bunda Teresa adalah salah satu perempuan paling inspiratif di dunia. Suster dari India ini dikenal akan kebaikan hatinya pada orang-orang tak punya, kelaparan dan orang-orang sakit.
Dia memiliki keinginan untuk menolong orang miskin di antara yang miskin. Awalnya, usahanya tidaklah mudah, dia sempat tak punya uang dan tempat untuk meminta makanan untuk membantu orang lain. Dia sempat merasa ragu, sendiri, dan ingin kembali ke kehidupan nyamannya, namun dia bertahan.
Teresa mendapatkan izin dari Vatikan untuk memulai kongregasi yang akhirnya dikenal sebagai Missionaries of Charity. Misi utamanya adalah untuk merawat orang yang lapar, telanjang, tak punya rumah, buta, lepra, tak dicintai, tak diinginkan dan tak dirawat. Bunda Teresa dianugerahi Nobel Perdamaian, dan juga diinisiasi untuk penganugerahan gelar Santa oleh Paus Francis tahun 2015 lalu. Istri pertama Pangeran Charles ini adalah sosok yang 'dipuja' warga Inggris. Kisah cintanya dengan Pangeran Charles menjadi sebuah kisah cinta yang diidamkan oleh banyak perempuan di dunia. Diana adalah seorang guru TK yang menikah dengan pangeran dan mendadak jadi putri. Keluarga Diana memang memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan.
Sebagai seorang putri, kehidupan Diana memang banyak bersentuhan dengan kegiatan sosial. Diana menaruh perhatian khusus pada kemanusiaan. 'Area kerjanya' banyak bersentuhan dengan para pengidap Lepra, HIV/AIDS, gelandangan, dan ranjau darat. María Estela Martinez Cartas de Peron, adalah presiden perempuan pertama di dunia. Dia menjabat sebagai presiden perempuan pertama di Argentina. Jabatannya dimulai sejak 1 Juli 1974 sampai 24 Maret 1976. Meski demikian, presiden perempuan pertama di dunia ini juga memiliki masalahnya sendiri.
Mengutip Britannica, rezimnya mewarisi masalah inflasi, kerusuhan buruh, dan kekerasan politik. Dia berusaha untuk memecahkan masalah dengan menunjuk menteri kabinet baru, dan mencetak uang untuk membayar utang luar negeri. Di tahun 1974, dia memberlakukan keadaan darurat negara di ambang anarki. Situasi ekonomi dan politik di Argentina pun makin buruk. Tanggal 24 Maret 1976 dia ditangkap dan menjadi tahanan rumah selama lima tahun.